Pasar Rokok Elektrik Global 2020-2027 Akan Kembali Melonjak Setelah COVID-19 Hilang

News | Minggu, 6 Desember 2020

Pasar global untuk rokok elektrik diperkirakan akan mencapai USD 24,5 miliar atau sekitar Rp 346,6 triliun pada tahun 2027, mengikuti Compound Annual Growth Rate (CAGR) pasca COVID-19 sebesar 8,3 persen selama periode analisis 2020 hingga 2027. Epidemi tembakau adalah krisis kesehatan masyarakat terbesar yang dihadapi dunia.

Merokok tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia dan merupakan penyebab kematian terbesar kedua setelah tekanan darah tinggi. Secara global, terjadi peningkatan jumlah kasus gangguan pernapasan yang signifikan, termasuk Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) seperti emfisema, bronkitis, asma, dan infeksi saluran pernapasan.

Selama 25 tahun terakhir, angka kematian karena PPOK telah meningkat hingga 70 persen dan diperkirakan 15 juta orang dewasa AS terkena PPOK. Prevalensi PPOK yang tinggi ini dapat dikaitkan dengan tingkat merokok yang tinggi.

Rokok elektrik kemudian hadir dengan minim bahaya dibandingkan rokok tradisional, karena mengandung tingkat bahan kimia beracun yang lebih rendah dan dipromosikan sebagai instrumen terapeutik untuk membantu perokok berhenti merokok secara tradisional.

Formm Agency / Unsplash
Faktor kunci lain yang mendorong pertumbuhan di pasar rokok elektrik termasuk peluncuran produk baru, penurunan konsumsi rokok, serta peningkatan adopsi Next Generation Products (NGP).

Ketersediaan distribusi yang mudah dan kuat, terutama platform e-commerce dan situs online, merupakan faktor utama pendorong pertumbuhan pasar rokok elektrik. Saluran ini memberikan kesempatan kepada para pelaku pasar untuk memperluas operasi mereka baik secara global maupun lokal.

Saat ini, saluran ritel seperti swalayan, dan toko vape bertindak sebagai saluran distribusi utama dan menghasilkan pendapatan maksimum. Belakangan ini, berbagai merek rokok elektrik telah mengalihkan perhatiannya ke saluran ritel online dan platform media sosial untuk mempromosikan produknya.

Selain itu, beberapa produsen bahkan memanfaatkan iklan seluler untuk mengiklankan rokok elektrik mereka. Iklan seluler atau iklan berbayar di smartphone, situs web, dan aplikasi dioptimalkan untuk seluler dan memiliki potensi besar untuk menjangkau banyak anak muda.

Permintaan produk juga difasilitasi dengan menjamurnya toko vape dan kafe vape di seluruh AS dan Inggris. Meningkatnya akses rokok elektrik melalui jalur distribusi ini diharapkan dapat semakin membantu merek dalam mendorong permintaan rokok elektrik secara keseluruhan.

(Via Grand View Research)

Comments

One response to “Pasar Rokok Elektrik Global 2020-2027 Akan Kembali Melonjak Setelah COVID-19 Hilang”

  1. Arif Lukman Hakim says:

    Memang dampak pandemi ini cukup dirasakan oleh semua kalangan masyarakat termasuk vapers. Dengan keadaan ekonomi yang cukup goyah akibat sulitnya bekerja maupun pendapatan menurun, mengakibatkan vapers harus memutar otak agar tetap bisa vaping dan memenuhi kebutuhan hidup lainnya. Banyak terobosan dimana yang tentunya berkaitan dengan harga ditemui. Liquid ketengan misalnya, meskipun cukup membantu vapers dalam pilihan membeli liquid dengan harga “cukup” terjangkau, namun variannya tidak semua liquid ada. Semoga pandemi segera berakhir, perekonomian kembali stabil dan lebih baik lagi, sehingga vapers tak perlu pusing untuk mengalokasikan uang nya untuk membeli berbagai kebutuhan. Sehingga industri vape di Indonesia kembali berkembang dengan pesat dan para perokok makin banyak yang beralih ke vape yang lebih sehat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *