Pakar Pernapasan: Vape Telah Berada di Depan Ilmu Pengetahuan!

By Vapemagz | News | Jumat, 7 Desember 2018

Penggunaan personal vaporizer atau vape kian berkembang di berbagai belahan dunia. Vaping diklaim sebagai alternatif yang kurang berbahaya ketimbang merokok tembakau konvensional. Dalam proses vaping, rokok elektrik memanaskan nikotin, perasa dan bahan kimia lainnya untuk menciptakan uap air yang kemudian dihirup. Menurut penelitian, vaping menghadapkan pengguna pada bahan kimia beracun yang lebih sedikit ketimbang rokok.

Dr Chris Carlsten, direktur University of British Columbia (UBC) Occupational Lung Disease Clinic dan profesor obat pernapasan, mengatakan vaping memang kurang berbahaya dibandingkan dengan rokok konvensional. Hanya saja, dirinya meminta para pengguna tidak terburu-buru mengambil kesimpulan, lantaran masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk efek jangka panjangnya.

“Produk ini (vape) mendahului ilmu pengetahuan, dan saya pikir itu masalah. Meskipun efeknya agak berbeda, kami melihat kisah paralel yang sama antara vape dan rokok saat itu, dan ini sangat menakutkan. Saya hanya benci melihat epidemi yang mungkin terjadi di tahun-tahun mendatang jika kita tidak memikirkannya dengan hati-hati,” ujarnya.

Menurut Carlsten, penggunaan vape untuk perokok yang ingin berhenti merokok memang bisa menjadi alternatif yang efektif. Pasalnya, vape bisa mengantarkan nikotin lebih efektif ketimbang rokok konvensional. Hanya saja, jika produk ini digunakan oleh anak di bawah umur, vape justru bisa memberikan kecanduan terhadap nikotin yang lebih besar ketimbang rokok.

Steven Senne/Associated Press
Membuat kecanduan nikotin pada remaja, adalah salah satu efek buruk dari vaping yang perlu mendapat perhatian.

“Mereka yang berusia di bawah 21 tahun kira-kira 10 kali lebih mungkin untuk memiliki ketergantungan pada nikotin daripada mereka yang mulai menggunakannya pada usia yang lebih tua. Kandungan nikotin dalam produk rokok elektrik seperti Juul adalah 15 hingga 20 kali jumlah nikotin yang dimiliki rokok tradisional. Ini adalah alat pengiriman yang sangat efektif,” ujar Carlsten.

Selain itu, dirinya berharap pesan pengurangan bahaya yang kerap diklaim oleh produk-poduk vape jangan didengungkan terlalu berlebihan. Dirinya merasa prihatin atas kurangnya data dan penelitian tentang efek jangka panjang dari vaping.

“Ada bukti yang muncul bahwa harapan untuk pengurangan dampak buruk belum terwujud sejauh yang kami inginkan. Mengkalim produk ini jauh lebih baik ketimbang rokok konvensional adalah eksperimen yang terlalu berisiko,” katanya.

(Via CBC)

Comments

Comments are closed.