Para orang tua murid di Hong Kong mendesak otoritas instansi pendidikan dan pemerintah setempat agar menerapkan pelarangan produk vape. Hal ini didorong oleh semakin meningkatnya pengguna vape di kalangan anak usia pelajar di Hong Kong. Para orang tua khawatir vaping akan menggoda anak mereka untuk mencoba menggunakan produk rokok konvensional.
Baru-baru ini, sebuah survey tentang vaping dilakukan di Hong Kong terhadap 3374 orang tua murid mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga tingkat menengah atas. Hasil survey yang diselenggarakan oleh Committee on Home-School Co-operation dan Federations of Parent-Teacher Associations ini menunjukkan bahwa orang tua murid di Hong Kong khawatir mengenai penyebaran penggunaan produk vape yang semakin meningkat. Bahkan, sekitar 82 persen diantara mereka menyarankan agar larangan terhadap produk vaping diberlakukan.
Kekhawatiran para orang tua di Hong Kong bukan tanpa sebab. Jumlah vapers di kalangan anak muda di Hong Kong semakin meningkat setiap tahunnya. Temuan ini dibenarkan oleh Leung, salah satu penasehat kampanye anti-rokok dari University of Hong Kong. Leung mengungkapkan bahwa pengguna produk vaping di Hong Kong meningkat setidaknya dua kali lipat selama empat tahun terakhir. Jika sebelumnya hanya satu atau dua diantara 10 pemuda yang menggunakan vape, kini meningkat menjadi empat sampai lima diantara 10 pemuda.
Walaupun begitu, Leung juga mengatakan bahwa hal ini justru sebuah indikasi yang baik. Jumlah pengguna produk rokok konvensional di kalangan usia muda menurun drastis. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kesadaran penduduk Hong Kong berusia muda akan bahaya produk rokok konvensional.
Sayangnya, pendapat Leung ini tidak didukung oleh para orang tua di Hong Kong. Mereka bersikeras bahwa vaping dapat menggoda anak-anak mereka untuk menggunakan produk rokok konvensional. Hingga berita ini diturunkan, masih belum ada tanggapan dari otoritas instansi pendidikan ataupun pemerintah Hong Kong terkait larangan produk vape.
(via Vaping Post)
Comments