MRECA : Pemerintah Malaysia Gagal Prioritaskan Kebijakan Rokok Elektrik

By Vape Magz | News | Sabtu, 30 April 2022

Negara Malaysia (sumber foto : www.pexels.com)

Vapemagz – Presiden MRECA Datuk Adzwan Ab Manas menyebut, Kementerian Kesehatan Malaysia telah gagal dalam memprioritaskan penerapan kebijakan vape. Pasalnya alih-alih memperkenalkan proposal baru, penundaan kebijakaan itu justru akan berdampak pada pengusaha dan karyawan lokal di industri vape.

Dia menyarankan, Kementerian Kesehatan harus memprioritaskan hal-hal yang telah tertunda untuk waktu yang lama, yakni fokus pada penerapan regulasi yang sudah lama tertunda untuk industri vape.

“Meskipun pemerintah telah mengumumkan kerangka perpajakan untuk cairan vape dengan nikotin mulai 1 Januari 2022, ini sekarang telah tertunda selama empat bulan karena Kemenkes masih menolak untuk menerapkan peraturan untuk industri. Kementerian Kesehatan perlu memprioritaskan penerapan regulasi vape terlebih dahulu,” kata Adzan, seperti dikutip dari New Straits Time, Sabtu (30/4/2022).

Soal perumusan Anggaran 2022, pemerintah mengumumkan akan menerapkan kerangka perpajakan untuk cairan vape dengan nikotin mulai Januari 2022.

MRECA memperkirakan bahwa penundaan ini telah mengakibatkan pemerintah kehilangan lebih dari RM750 juta per tahun dalam pendapatan pajak.

“Akibat penundaan dan keterlambatan penerapan regulasi vape oleh Kemenkes, diperkirakan pemerintah mengalami kerugian sekitar RM62 juta setiap bulan dari kegagalan mengumpulkan pajak,” terangnya.

“Selanjutnya, usulan Kemenkes untuk melarang penjualan vape bersama rokok, meskipun kedua produk tersebut berbeda, sama saja dengan mendeklarasikan perang terhadap industri vape lokal, terutama bagi 3.000 pengusaha lokal dan 15.000 karyawan di industri tersebut,” kata Adzwan lebih jauh.

Dia mengatakan Kementerian Kesehatan tidak boleh terburu-buru bereksperimen dengan larangan penjualan vape melalui proposal ‘Generation End Game’, menambahkan bahwa langkah ini akan menjadi pukulan besar bagi pengusaha dan karyawan lokal di industri ini.

“Ini juga akan mengirimkan pesan yang salah kepada investor dalam dan luar negeri, terutama yang berasal dari industri lain seperti minuman manis dan alkohol yang juga dapat dikenakan dengan peraturan yang sama tanpa memandang hak orang dewasa dalam menentukan pilihan,” paparnya.

Kenyataannya, selama ini pelaku industri belum terpilih untuk mengikuti diskusi proposal, kata Adzwan seraya menambahkan bahwa industri lokal hanya mengetahui proposal ini dari pemberitaan media.

“Kementerian Kesehatan tidak membahas masalah ini dengan industri vape, dan kami hanya mengetahuinya dari laporan media.Larangan penjualan vape kepada mereka yang mencapai usia dewasa bertentangan dengan pendekatan yang dilakukan di negara maju seperti Inggris dan Selandia Baru,” paparnya.

“Dimana strategi pengurangan dampak buruk tembakau diterapkan dengan mempromosikan penggunaan vape untuk mengurangi bahaya merokok,” sambungnya.

Comments

Comments are closed.