Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) DKI Jakarta, Rusman Hadi mengatakan, penerimaan cukai yang ada di DKI Jakarta mayoritas disumbang oleh rokok elektrik. Rusman menilai masyarakat Indonesia memang memiliki karakteristik yang semakin dilarang maka semakin tertantang. Hal itu diungkapkannya karena melihat fenomena saat ini, di mana banyak anak muda perempuan yang dulu tidak pernah terlihat merokok namun sekarang banyak yang membawa atau mengantongi rokok elektrik.

Melihat fenomena tersebut, penerimaan Cukai DKI Jakarta yang hingga Maret 2023 ini di dominasi oleh para vapers.

“Penerimaan cukai yang ada di DKI disumbang oleh para perokok-perokok elektrik bukan perokok-perokok cigaret. Jadi bukan saya promosikan rokok elektrik ya, bukan. Tapi saya cuman menjelaskan dan menekankan bahwa sumbangsih rekan-rekan perokok elektrik sangat bermanfaat bagi bea cukai DKI,” ujarnya dalam konferensi pers di Aula Kanwil Ditjen Perbendaharaan, Jakarta, Selasa (18/4/2023).

Di sisi lain, produk rokok yang biasa dikenakan cukai itu masuk ke daerah pabrik-pabrik yang berada di luar Jakarta seperti di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Padahal yang membayar cukai itu merupakan perokok di Jakarta. 

“Bayarnya di DKI tapi pembelian di DKI yang peroleh bukan di DKI dan untuk (penerimaan cukai) DKI didominasi oleh HTPL yaitu rokok elektrik baik impor maupun dalam negeri,” terangnya.

Via idxchannel.com