Mau Tau Cara Bikin Pestisida Dari Tembakau? Cek Di Sini!

By Vape Magz | News | Senin, 17 Januari 2022

Tembakau bukanlah tanaman yang asing bagi kita. Tanaman ini banyak di tanam di lereng pegunungan yang berhawa dingin. Selain bahan utama untuk pembuatan rokok. Tembakau juga memiliki manfaat lain yang tidak bisa dianggap remeh. Sisa remahan berupa tembakau halus dari pabrik rokok ternyata masih bisa dimanfaatkan lho. Jangan pernah remehkan sampah organik yang satu ini. Sebab ternyata sampah organik yang satu ini dapat dimanfaatkan sebagai pembasmi hama pengganti pestisida. Orang sering menyebutnya pestisida Nabati. Apa itu pertisida Nabati? Pestisida Nabati adalah pestisida yang bahannya berasal dari tumbuhan, baik itu dari daun, batang , maupun akar tanaman.

Tembakau mengandung nikotin yang dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa jenis hama seperti kutu-kutuan (thrips, kutu kebal, aphid, tungau), walang sangit dan ulat. Selain dapat menghambat dan menurunkan nafsu makan dari hamapestisida nabati ini juga sangat aman untuk diaplikasikan karena tidak mengandung residu bahan kimia berbahaya bagi lingkungan. Cara ini dilakukan oleh Ali Muhtamar, petani padi di Sokopuluhan, Pati, Jawa Tengah. Awalnya hanya coba-coba. Tapi ternyata hasilnya sangat memuaskan. Sudah 2 musim tanaman padi miliknya tak lagi disemprot pestisida. Sebagai pengganti, dia menggunakan cairan organik yang berasal dari campuran serbuk tembakau sampah. Sampah tembakau ini dia dapat dari pabrik rokok di kota kudus dan Juana. Satu sak sampah tembakau ini dia beli seharga Rp50 Ribu. Satu kilogram sampah tembakau direndam dengan 10 Liter air selama 1 hari. Untuk hama yang lebih membandel bisa 3-4 hari lamanya. Setelah direndam dalam jangka waktu tersebut. Air rendaman tembakau disaring. Untuk penggunaanya, perbandingan antara air tembakau dan air biasa 1:10. Tambahkan juga cairan pencuci piring agar cairan pestisida nabati ini bisa lebih cepat melekat ke daun/tanaman.

Hasilnya sangat fantastis. Tak hanya ampuh membunuh hamacairan organik juga bisa memberikan keuntungan lebih. Karena setiap setengah hektare lahan padi, petani cukup mengeluarkan biaya Rp 10 ribu untuk mendapatkan ramuan obat organik tersebut. Sementara jika menggunakan pestisida, petani harus merogoh kocek hingga Rp 300 ribu per setengah hektare.

Menurut Ali, hama seperti walang sangit dan sundep yang disemprot cairan organik biasanya akan mati dalam tiga menit. Tanaman padi akan terbebas dari serangan hama sampai panen. Hasil panen pun diakui tak kalah jika dibandingkan dengan tanaman padi yang menggunakan obat-obatan kimia.

 

(Via pikiran-rakyat.com)

Comments

Comments are closed.