Mau Cobain Sajian Kopi Tubruk dan Tembakau Khas Nusantara? Cek Di Sini!

By Vape Magz | News | Selasa, 25 Januari 2022

Yogyakarta layak disebut surganya penikmat kopi, hal itu terbukti dengan bertebarannya kedai kopi dengan beragam konsep di setiap sudut kota. Salah satunya adalah Kantigeni, kedai kopi yang menawarkan sensasi berbeda para pengujungnya. Kedai kopi yang berada di kawasan Timoho, Yogyakarta ini menjual kopi tubruk serta menyajikan tembakau dan cerutu khas Indonesia. Kantigeni memiliki beragam jenis tembakau yang berasal dari seluruh tanah air, seperti tembakau Sopeng, Temanggung, Jawa Timur, Jawa Barat hingga tembakau Sumatera Utara.

“Kedai Kantigeni memanjakan penikmat kopi yang juga penikmat tembakau atau cerutu. Kami sediakan sekitar 230 jenis tembakau bisa dinikmati para pengunjung,” ujar Owner Kantigeni Bigar saat dihubungi melalui pesan singkat whatsapp, Selasa (25/1).

Tembakau yang disediakan dapat dinikmati secara gratis namun bila pengunjung cocok bisa langsung membeli untuk dibawa pulang. Kopi yang disajikan merupakan jenis kopi Indonesia mulai arabika, robusta dan blend yang dibuat kopi tubruk. Pilihan kopi yang disediakan berasal dari Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Timur, Flores dan daerah lain di Indonesia. Bigar mengungkapkan, Kantigeni adalah semangat menyala dengan api. Baginya, api bisa menjadi sahabat atau kerabat dari semangat itu sendiri.

“Kantigeni, api semangat yang menyala di diri masing orang-orang dan dengan secangkir kopi dan tembakau juga bisa menjadi penyemangat baru,” ungkapnya.

Kedai kopi ini cukup mudah ditemukan, tepatnya di Jalan Ipda Tut Harsono 27, Timoho, Kota Yogyakarta, atau depan pelataran D’Amor Exclusive, di sebelah utara Balai Kota Yogyakarta. Kantigeni memiliki bangunan joglo atau rumah adat Jawa yang sederhana, membuat para menikmati kopi seperti ngopi di rumah sendiri. Untuk memberikan suasana hangat diputar juga lagu-lagu dari beragam genre. Sedangkan untuk makanan, Kantigeni hanya menyediakan makanan kecil atau cemilan lokal, seperti ketela, peyek, pisang goreng, mendoan, hingga lumpia.

“Temannya ngopi itu bisa dengan kesendirian, bisa dengan musik atau juga makanan cemilan, bahkan menikmati kopi itu bisa juga tergantung siapa temannya, maksudnya siapa yang diajak ngobrol,” ungkapnnya.

Kantigeni juga banyak dikunjungi oleh para musisi, politisi dan tokoh-tokoh masyarakat, tidak hanya dari Yogyakarta namun dari luar kota juga. Bigar berharap, Kantigeni dapat menjadi penyemangat orang-orang yang berkunjung untuk tetap berkarya apapun kondisi mereka saat ini.

“Ya semangat itulah yang kita bangun dari nol, semangat berkarya bukan dengan kekuatan modal yang besar, tapi kebersamaan, modal sosial juga lebih utama. Kopi, tembakau dan musik adalah irama kehidupan itu sendiri, yang bisa saling bersinergi satu sama lain,” pungkasnya.

 

(Via gudeg.net)

 

Comments

Comments are closed.