Masyarakat Perlu Pemahaman yang Benar Tentang Vape

By Vapemagz | News | Kamis, 10 Oktober 2019

Akhir-akhir ini, pemberitaan yang memojokkan rokok eletrik atau vape kerap beredar cukup masif dari berbagai media. Vape yang sejatinya dianggap sebagai produk ini merupakan alternatif bagi seseorang agar berhenti merokok, justru dianggap sebagai produk berbahaya.

Hal ini membuat para asosiasi dan komunitas vape memberikan pencerahan terkait berita-berita miring soal vape ini. Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR, Ariyo Bimmo, memberikan pernyataannya terkait hal tersebut, dalam diskusi bertajuk “It’s my choice to be healthier” #sayapilihvape, Alternative Tobacco in Industry 4.0 yang diselenggarakan Vapemagz Indonesia di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu, (9/10/2019).

“Kita semua tahu banyak berita simpang siur, bahkan cenderung negatif mengenai vape. Minimnya informasi atau pengenalan soal vape membuat vape seolah barang berbahaya. Padahal, vape merupakan produk alternatif untuk mengalihkan perokok. Prevelansi merokok terus meningkat, tapi vape seolah yang paling salah. Padahal berapa banyak orang meninggal karena rokok,” kata Ariyo.

Terkait kesehatan, Ariyo tetap berpegang pada penelitian yang dikeluarkan oleh sebuah perguruan tinggi di Inggris yang menyatakan vape aman. Salah satunya penelitian Royal College of Phsyicians di London telah menyatakan 95 persen lebih aman daripada rokok.

VapeMagz Indonesia
Diskusi “Vape Alternative Tobacco in Industry 4.0” yang diselenggarakan Vapemagz Indonesia Rabu, (9/10/2019).

“Kita perlu meningkatkan edukasi dan advokasi lebih lagi, agar pemerintah dan masyarakat Indonesia khususnya punya pemahaman yang benar tentang vape,” ungkapnya.

Kehadiran vape sebagai produk tembakau alternatif juga menghadirkan industri vape yang memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Asal tahu saja, vape saat ini sudah dikenakan cukai melalui likuid vapor yang termasuk kategori hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL).

“Pertumbuhan vape terus berkembang yang melahirkan kreativitas anak bangsa dan juga meningkatkan ekonomi kita. Kita tekankan vape sebagai alternatif cigarattes dan industri 4.0. Industri vape sendiri juga melahirkan banyak kreativitas; ada brewer (pembuat liquid), coder, ada influencer ada vaporista dan masih banyak lagi,” lanjutnya.

KABAR menginginkan semua pihak dapat duduk bersama untuk berdiskusi dan bertukar pendapat. Hal ini demi menyusun regulasi yang tepat untuk melindungi kesehatan masyarakat dan industri vape itu sendiri.

“Kita perlu memberikan saran, regulasi, kepada pemerintah melalui para asosiasi dan memberikan penjelasan mengenai industri vape yang telah berkontribusi menciptakan tenaga kerja dan bisnis baru di Indonesia. Tentunya dengan regulasi yang benar, disertai informasi kesehatan yang jelas yang dapat memberikan dampak positif pada masyarakat,” tutupnya.

Comments

Comments are closed.