Mahasiswa 21 Tahun Tuntut JUUL Karena Sifat Adiktif Produk

By Vapemagz | News | Jumat, 25 Oktober 2019

Seorang mahasiswa menuntut JUUL Labs setelah dirawat di rumah sakit karena pneumonia. Dirinya mengklaim perusahaan rokok elektrik itu secara salah mengiklankan produknya sebagai produk yang aman. Connor Evans, 21, dari Pennsylvania, dirawat di rumah sakit pada bulan Mei, setahun setelah ia pertama menggunakan JUUL dalam acara pesta kampus.

Dia dibawa ke rumah sakit karena kesulitan bernafas dan terkejut ketika diberitahu bahwa bahwa paru-parunya 80 persen diisi dengan cairan. Evans berada dalam keadaan koma yang diinduksi secara medis selama delapan hari. Setelah keluar dari rumah sakit, dirinya harus mempelajari kembali cara berjalan.

“Seandainya aku tidak pernah menggunakannya. Ini sangat adiktif. Anda tahu, itu bisa benar-benar hanya perlu satu isapan dan kemudian Anda menyukainya,” kata Evans saat diwawancarai Good Morning America, Selasa (22/10/2019) seperti dilansir Daily Mail.

dailymail
Connor Evans dirawat di rumah sakit karena pneumonia.

Evans kini menuntut JUUL, bahwa perusahaan itu sengaja menargetkan kaum muda yang tidak pernah merokok dengan iklan di media sosial. JUUL dianggap telah menipu kaum muda dengan kesan produk lebih aman daripada produk rokok konvensioal. Faktanya, JUUL mengandung nikotin dengan dosis lebih tinggi daripada produk lain.

“JUUL mengiklankan rokok elektrik dan podnya secara sengaja untuk menarik anak di bawah umur dan kaum muda, termasuk mereka yang bahkan tidak pernah menjadi perokok tembakau biasa. Sistem JUUL memberikan dosis nikotin yang lebih kuat daripada rokok tradisional. Dengan kedok alternatif yang aman, JUUL memaparkan para pengguna tembakau ini ke produk-produk yang sangat membuat ketagihan,” tulis gugatan Evans.

JUUL tidak segera menanggapi pertanyaan DailyMail.com pada hari Selasa.

(Via Daily Mail)

Comments

Comments are closed.