Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern telah mengumumkan perpanjangan masa penguncian wilayah (lockdown) selama lima hari hingga Senin (27/4/2020) guna menekan penularan virus korona (coronavirus atau COVID-19). Sebelumnya masa lockdown di Selandia Baru seharusnya berakhir pada Rabu (22/4/2020) mendatang pukul 23:59 waktu setempat.
Aotearoa Vapers Community Advocacy (AVCA) meminta agar toko vape (vape store) diizinkan tetap terbuka dengan alasan kesehatan masyarakat. Direktur AVCA, Nancy Loucas menyatakan operasional vape store diperlukan guna menjamin para perokok yang telah beralih ke vaping bisa memenuhi kebutuhan nikotinnya.
“Ada risiko nyata tingkat merokok Selandia Baru bisa merayap naik jika aksesibilitas produk vaping tetap berkurang. Pasalnya produk tembakau (rokok) saat ini tersedia seperti biasa,” kata Nancy Loucas.
Menurut Loucas, tekanan dan keterasingan ekstra yang disebabkan oleh situasi lockdown ini membuat perokok berisiko lebih banyak merokok daripada sebelumnya. Vapers yang dulu merokok juga berisiko tinggi untuk kembali merokok apabila keperluan vapingnya tidak terpenuhi.
“Vape store memainkan peran yang sangat penting dalam menjauhkan diri perokok dari produk tembakau konvensional dan mendapatkan alternatif pilihan yang lebih aman. Toko vape yang bisa menjamin prosedur operasi yang aman untuk staf dan pelanggan harus diizinkan beroperasi,” ucapnya.
Loucas merujuk pada fakta bahwa beberapa negara di Eropa memasukkan toko vape sebagai bisnis esensial dan mengizinkan mereka tetap buka. Dia khawatir negara akan membuat langkah mundur dari kemajuan yang telah dibuat untuk menurunkan angka perokok.
“Sebagai negara kami telah bekerja sangat keras untuk menurunkan tingkat merokok secara keseluruhan di Selandia Baru menjadi 12,5 persen. Keberhasilan ini sebagian besar karena vaping. Mari kita pastikan untuk mencegah vapers kembali ke produk yang 95 persen lebih berbahaya dan membunuh 5.000 masyarakat Selandia Baru setiap tahunnya,” ujar Nancy Loucas.
(Via Vapingpost)
Comments