Lobi Parlemen, JUUL Bersumpah Untuk Mengekang Tingkat Vaping di Kalangan Remaja

By Vapemagz | News | Senin, 29 April 2019

Meningkatnya tingkat vaping di kalangan remaja menjadikan perusahaan rokok elektrik, JUUL Labs sebagai kambing hitam. Selama berbulan-bulan terakhir, JUUL Labs berusaha mengirim pesan yang jelas bagi para pejabat di parlemen. Mereka menyatakan sumpahnya untuk melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menjaga produk vapor yang sangat populer itu jauh dari remaja.

Untuk itu, JUUL mengirim tim pelobi ke parlemen federal maupun negara bagian, guna memperjuangkan proposal untuk melarang pod rokok beraroma, yang dianggap sebagai daya tarik besar bagi remaja. Selain itu, JUUL juga berupaya untuk memperjuangkan Tobacco 21 (T21), yang menaikkan batas usia minimal untuk membeli dan menggunakan produk tembakau seperti rokok dan vape.

“Kami memiliki komitmen untuk memerangi penggunaan vape di kalangan remaja. Jangan lihat kata-kata kami, tapi lihatlah tindakan nyata kami,” kata JUUL Labs dalam sebuah pernyataan.

Sebanyak 80 pelobi perusahaan di 50 negara bagian dikirim untuk memperjuangkan proposal JUUL. Sebagian besar pelobi yang dikirim JUUL pernah bekerja untuk perusahaan yang terhubung dengan baik dan dijalankan oleh mantan gubernur, mantan anggota parlemen negara bagian dan pendonor politik. Salah satu rekrutan anyar JUUL adalah Martha Coakley, mantan jaksa agung Massachusetts.

Dalam serangkaian wawancara, Lindsay Andrews, juru bicara JUUL mengatakan para pelobi terutama berfokus pada peningkatan usia minimum untuk membeli rokok elektrik dan produk tembakau tradisional menjadi 21 tahun dari sebelumnya 18 tahun. Lebih dari 400 pemerintah daerah dan 14 negara bagian telah melakukannya, delapan negara bagian akan melakukannya pada tahun ini.

Steven Senne/AP
Martha Coakley, mantan jaksa agung Massachusetts kini bergabung menjadi tim pelobi JUUL Labs.

 

Meski demikian, lobi-lobi agresif dari JUUL justru dilihat oleh sebagian orang sebagai langkah untuk merusak komitmen menjauhkan produk dari tangan remaja. Jika ditelaah, proposal undang-undang yang coba diajukan JUUL mencakup ketentuan yang menyangkal hak pemerintah daerah untuk mengadopsi kontrol vaping yang ketat.

Selain itu, proposal yang diajukan JUUL untuk menjauhkan produk dari remaja dinilai tidak memiliki langkah-langkah penegakan hukum yang ketat. Proposal penindakan hukum yang diajukan JUUL hanya mengandung sanksi minimal untuk pengecer. Misalnya, hukuman hanya akan diberikan kepada pegawai yang menjual produk ke anak-anak dibawah umur, dan bukan pemilik toko vape tersebut.

“Juul sedang berusaha merehabilitasi citra publiknya dengan menyamar sebagai advokat kesehatan masyarakat sambil bekerja di belakang layar untuk melemahkan atau mengalahkan proposal pengendalian tembakau. Mereka berupaya mencegah masyarakat untuk mempertimbangkan kebijakan membatasi penggunaan tembakau,” kata Nancy Brown, Kepala eksekutif American Heart Association.

Sejauh ini, upaya JUUL melobi legislatif negara bagian dan lokal telah mencapai keberhasilan yang beragam. Di Sacramento, JUUL mencoba untuk menghentikan proposal untuk melarang penjualan rokok elektrik beraroma dan produk tembakau di kota, seperti yang dilakukan San Francisco tahun lalu.

Steve Hansen, anggota dewan yang menulis RUU itu, bertemu dengan dua pelobi JUUL pada awal Maret untuk mendengar rencana alternatif mereka. Mereka mendorong sebuah rencana yang akan melarang hanya rasa yang “menarik bagi anak di bawah umur.” Dewan Kota menolak proposal Juul dan pada 16 April mengesahkan rencana Hansen.

“Dalam enam tahun saya di Dewan Kota saya belum pernah melihat jumlah uang, pelobi dan strategi kampanye atau promosi terselubung seperti yang dilakukan JUUL saat ini,” kata Hansen yang mengaku sangat terkejut dengan intensitas upaya lobi.

(Via Washington Post)

Comments

Comments are closed.