Lewat GEBRAK! Edukasi Masyarakat Terhadap Bahaya Tar Terus Disuarakan

By Vapemagz | News | Rabu, 10 April 2019

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membuat masyarakat kian cerdas memilih alternatif yang menjadi gaya hidupnya. Salah satunya bergaya hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan sehat hingga olahraga teratur telah jadi langkah yang sering dilakukan. Agar pilihan gaya hidup tersebut dapat dilakukan secara maksimal, faktor eksternal juga perlu diwaspadai. Salah satunya paparan senyawa kimia berbahaya yang dapat ditemukan dimana saja dan kapan saja, misalnya pada udara yang kita hirup, makanan yang dikonsumsi hingga pada benda-benda yang kita gunakan sehari-hari.

Contoh nyata dari paparan senyawa kimia berbahaya adalah asap hasil pembakaran tidak sempurna, seperti dari asap dari kendaraan motor, pembakaran sampah, hingga makanan dan tentutnya asap rokok. Asap hasil pembakaran tidak sempurna ini menghasilkan tar, kumpulan senyawa kimia berbahaya yang jika mengendap dalam paru-paru kita akan membentuk cairan berwarna coklat agak kehitaman dan memicu berbagai penyakit.

Berangkat dari hal tersebut, Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) bersama-sama dengan Asosiasi Vapers Indonesia (AVI), Asosiasi Vaporiser Bali (AVB) dan Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) membentuk sebuah gerakan sosial bernama Gerakan Bebas Tar dan Asap Rokok (GEBRAK!). Gerakan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk mengenali dan mengurangi risiko kesehatan, terutama yang berkaitan dengan bahaya dari paparan asap hasil pembakaran dan TAR.

“Kami bersyukur hari ini GEBRAK! dapat diperkenalkan kepada masyarakat secara luas, sehingga masyarakat dapat memiliki akses untuk mengetahui secara transparan dan komprehensif mengenai bahaya TAR, terutama dari hasil pembakaran rokok dan solusi pengurangan risiko melalui produk tembakau alternatif,” ujar Ketua APVI, Aryo Andrianto, dalam peluncuran GEBRAK! di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2019).

Selain memberikan akses informasi secara transparan dan komprehensif mengenai bahaya tar serta solusi pengurangan resikonya, GEBRAK! mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut serta mengampanyekan Gerakan Bebas TAR dan Asap Rokok melalui hashtag #GerakanBebasTAR, #HidupLebihSehat, dan #UapBukanAsap.

majalahayah.com
Acara peluncuran Gerakan Bebas TAR dan Asap Rokok (GEBRAK!), di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2019).

Penurunan Prevalensi Perokok

Gerakan sosial ini lahir atas dasar keyakinan akan perlunya sebuah pendekatan berbeda untuk menurunkan tingkat prevalensi perokok di Indonesia. Pasalnya, berbagai pendekatan parsial yang selama ini dilakukan terbukti belum efektif mengurangi tingkat konsumsi rokok di Indonesia. Salah satu metode yang terbukti berhasil diterapkan di berbagai negara adalah pendekatan pengurangan resiko melalui produk tembakau alternatif. Untuk itu, diperlukan kesadaran bahwa penyelesaian persoalan rokok di Indonesia memerlukan peran aktif dari semua pihak, termasuk dukungan dari pemerintah.

“Pemberlakuan kebijakan adalah sebuah bukti komitmen pemerintah dalam mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Metode pengurangan risiko bukan hanya menyangkut kesehatan dan keselamatan, melainkan aspek lain yang sangat penting yaitu hak asasi manusia dan hak konsumen. Sebagai konsumen, kita harus cerdas memilih berdasarkan informasi yang tepat,” kata Aryo.

Gerakan sosial ini juga mendapat dukungan dari Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama. Upaya kolaboratif ini diharapkan dapat memberikan informasi terpercaya berlandaskan bukti ilmiah dengan bahasa yang mudah dicerna serta menyediakan wadah diskusi bagi masyarakat.

“Pemangku kepentingan khususnya akademisi dan Pemerintah perlu melihat ini sebagai cara untuk menurunkan prevalensi merokok. Wujud nyata yang dapat dilakukan yakni melakukan penelitian lebih lanjut terkait metode pengurangan risiko melalui produk tembakau alternatif,” kata Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR), Dr. drg. Amaliya, M.Sc, PhD.

ANTARA/Edy Sujatmiko
Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR), Dr. drg. Amaliya, M.Sc, PhD.

Dirinya mendesak pemerintah untuk segera membuat regulasi produk tembakau alternatif (PTA) seperti rokok elektrik atau vape agar misi dari komoditas itu dapat dimaksimalkan manfaatnya, yakni untuk mengurangi tingkat konsumsi rokok di Indonesia. “Agar produk ini tidak disalahgunakan, tetapi orang tetap bisa memakainya untuk peruntukan yang betul, yakni untuk berhenti merokok, bukan untuk anak-anak,” ucap Amaliya.

Dokter yang juga tergabung dalam Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) tersebut mengaku, pihaknya sudah bertemu Kementerian Kesehatan RI dan intinya mereka sependapat perlunya regulasi untuk PTA ini. Dirinya optimistis jika sudah ada regulasi memadai soal PTA maka upaya untuk menurunkan angka prevalensi perokok di Indonesia akan signifikan. Pasalnya, saat ini satu dari lima penduduk Indonesia saat ini adalah perokok aktif.

“Contoh, anggap saja rokok elektrik menyasar kelompok kelas menengah ke atas sekitar 20-30 persen dari total perokok di Indonesia, maka hal itu sudah sangat membantu mengurangi jumlah perokok di Indonesia. Untuk kalangan bawah, perlu terus menerus dilakukan edukasi tentang bahaya merokok bagi diri dan keluarganya,” ujar Amaliya.

(Thomas Rizal)

Comments

Comments are closed.