Korea Selatan Peringatkan Rakyatnya Risiko Menggunakan Vape

By Vapemagz | News | Kamis, 24 Oktober 2019

Pemerintah Korea Selatan mengimbau masyarakatnya untuk berhenti menggunakan rokok elektronik atau vape akibat terus meningkatnya masalah kesehatan. Hal ini terkait maraknya penyakit paru-paru di Amerika Serikat terkait dengan penggunaan produk tembakau alternatif ini.

“Situasi saat ini dianggap sebagai risiko serius bagi kesehatan masyarakat,” kata Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo seperti dikutip Reuters, Rabu (23/10/2019).

Sebelumnya, hingga Jumat pekan lalu, dilaporkan sudah terjadi 33 kematian da 1.479 kasus di Amerika Serikat terkait penggunaan vape. Penyelidikan awal menemukan para pengguna kebanyakan menggunakan likuid yang dicampur minyak ganja.

Korsel sedang melakukan penyelidikan terkait dengan risiko penggunaan vape. Nantinya, hasil penyelidikan tersebut akan dijadikan patokan untuk menentukan apakah pemerintah melarang penjualan vape atau tidak. Dirinya mengakui pemerintah Korsel akan memperketat peraturan tentang produk vape, khususnya dalam prosedur bea cukai untuk cairan vape impor.

“Anak-anak, remaja, wanita hamil dan orang-orang dengan penyakit paru-paru, jangan pernah menggunakan rokok elektrik. Para non perokok juga jangan gunakan rokok elektrik sejak sekarang,” tambah Park.

Koreantimes
enteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo.

Juul Labs, salah satu perusahaan pembuat vape di AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa produk mereka tidak mengandung zat berbahaya. Juul mulai menjual produknya di Korea Selatan pada Mei 2019.

KT&G Corp, pembuat tembakau Korea Selatan yang menjual vape Lil Vapor, juga menyatakan akan bekerja sama dengan kebijakan pemerintah setelah hasil penyelidikan keluar. Korea Selatan menjadi semakin tidak toleran terhadap perokok sejak mengeluarkan aturan dilarang merokok di dalam ruangan seperti restoran dan kafe pada 2015. Namun, vape kemudian populer di pasar tembakau negara gingseng itu sejak 2017 dengan nilai US$16 miliar.

Korea Selatan adalah pasar nomor dua di dunia untuk produk vape yang dipanaskan setelah Jepang, senilai 1,7 miliar dolar AS, menurut Euromonitor. Vape menyumbang 13 persen dari pasar tembakau Korea Selatan berdasarkan penjualan pada Juni 2019, menurut data pemerintah.

Bulan ini, terdapat sebuah kasus pneumonia dari pengguna vape berusia 30 tahun di Korea Selatan. Park juga melihat penyakit pernapasan akibat penggunaan vape terus meningkat di seluruh dunia.

Sekadar informasi, di beberapa negara lainnya penggunaan vape mulai dilarang. Ada juga negara yang membatasi pemasaran vape. Di AS, pemerintah telah mengumumkan rencana untuk menarik produk rasa lantaran produk tersebut menarik perhatian remaja. Sementara itu, India juga menghentikan penjualan vape sejak September dengan alasan yang sama.

(Via Reuters)

Comments

Comments are closed.