Jumlah harian kasus Covid-19 Indonesia terus menurun, namun sayangnya angka kematian Indonesia terkait Covid-19 masih di posisi tertinggi di Asia Tenggara. Berbagai studi menyebutkan ada korelasi yang erat antara konsumsi rokok dan Covid-19. Selain meningkatkan risiko penularan, ternyata memperberat komorbid pasien Covid-19.
Untuk mengatasi hal tersebut, Komnas Pengendalian Tembakau, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyampaikan pernyataannya dalam Konferensi Pers “Setahun Pandemi: Celah Regulasi yang Memperlambat Pemulihan Covid-19”.
Konsumsi rokok adalah faktor risiko utama penyakit-penyakit tidak menular mematikan, yang di antaranya ternyata merupakan penyakit-penyakit penyerta pasien Covid-19 tertinggi, yaitu hipertensi, kardiovaskular, paru kronis, dan kanker.
Berbagai riset di berbagai negara di seluruh dunia telah membuktikan bahwa terdapat hubungan erat antara perilaku merokok yang memperberat risiko penularan Covid-19 dan penyakit penyertanya. Penelitian yang dilakukan Komnas Pengendalian Tembakau (2020) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2021) menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan konsumsi rokok di masa pandemi Covid-19.
“Data perokok dan Covid-19 per provinsi di Indonesia menunjukkan adanya peluang tingginya jumlah perokok akan diikuti dengan tingginya kasus Covid-19. Jika dibandingkan dengan beberapa negara lain di Asia Tenggara, Indonesia memiliki prevalensi perokok tertinggi diikuti dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi,” kata Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto, Rabu (31/3).
Melihat kaitan antara perilaku merokok dan Covid-19, hendaknya penanganan Covid-19 di Indonesia juga memperhatikan pengendalian konsumsi rokok, yang saat ini tak terbendung di Indonesia.
(Via Kontan)
Comments