Komisi VI DPR-RI : Industri Vape Indonesia Merupakan Pasar Besar Di ASEAN

By Vape Magz | News | Sabtu, 14 Mei 2022

Ilustrasi kegiatan ekspor-impor di Pasar Internasional (sumber foto : www.pexels.com)

Vapemagz – Industri rokok elektrik (vape) Indonesia merupakan pangsa pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Terlebih, tingkat konsumsi rokok di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia yakni sebanyak 66 persen pria dewasa dan 19% anak muda (13-15 tahun) yang mengonsumsi rokok. Atas dasar itu, membuat Indonesia menjadi tempat yang potensial bagi industri rokok elektrik.

Hal ini diungkapkan oleh anggota Komisi VI DPR-RI, Adisatrya Suryo Sulisto dalam acara bertajuk “Vapetrepreneur” di Good Rich Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (14/5/2022).

“Bisnis vape di Indonesia ini cukup relatif muda dan saya melihat potensinya sangat luar biasa, karena industri vape di Indonesia ini adalah pasar besar di Asean,” kata Adi dalam paparannya.

Gelaran Vapetrepreneur yang dihadiri beberapa Stakeholder terkait (sumber foto : pribadi)

Anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) ini meyakini, industri vape di Indonesia mengalami eskalasi secara cepat dalam satu dasawarsa kedepan. Sebab, hal itu dilihat dari jumlah pengguna rokok eletrik yang terus mengalami peningkatan sejak tahun 2015.

“Dalam sepuluh atau lima belas tahun kedepan, saya yakin Indonesia akan masuk ke perekonomian tujuh besar di Dunia. Jadi project plan kita kedepan ini udah di arah yang benar. Tentunya seiiring dengan itu, industri vape akan terus meningkat,” jelasnya.

Maka demikian, Adi berharap, pelaku industri vape lokal dapat berinovasi dalam menciptakan produk rokok elektrik yang diminati konsumen. Dengan begitu, tingkat impor barang dapat ditekan seminimal mungkin karena banyaknya produk lokal yang diciptakan oleh pelaku usaha dalam negeri.

“Semoga makin banyak juga konten lokal yang dihasilkan di dalam negeri, mungkin sekarang juga banyak tingkat importasi yang terlibat di dalam industri vape tapi kedepan saya berharap kita bisa meminimalkan tingkat importasi,” ujarnya.

“Karena pasar domestiknya sangat besar, dan akan juga supply chainnya itu kedepan juga akan dihasilkan di dalam negeri. Sehingga makin banyak melibatkan UMKM di Indonesia,” tambahnya.

Comments

Comments are closed.