Kematian pertama terkait vaping di AS telah dikonfirmasi oleh para pejabat dari Departemen Kesehatan Masyarakat Illinois hari Jum’at (23/8). Namun, sampai saat ini pihak Departemen Kesehatan belum merilis nama, usia, jenis kelamin dan kota kelahirannya.
Selain itu, tim dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS membantu para pejabat Illinois menyelidiki 11 kasus lainnya. Meski banyak kasus gangguan pernafasan ini, namun tidak ada produk rokok elektrik yang spesifik yang menghubungkan semua kasus, menurut New Atlas.
Seth Forman, ahli dermatologi dari For Care Medical Group di Tampa, Florida, meyakini laporan baru-baru ini hanyalah untuk mempelajari bahaya sebenarnya di balik vaping.
“Dalam vaping, para produsen bisa dengan mudah menambahkan sejumlah zat, beberapa di antaranya legal, beberapa di antaranya tidak legal dan bisa berbahaya tidak peduli bagaimana cara mengkonsumsinya,” kata Dr. Forman.
Kesimpulan saat ini, belum ada hubungan jelas apakah vaping bisa menyebabkan kematian. Dikarenakan Departemen Kesehatan Masyarakat Illinois belum merilis informasi detail riwayat penyakit sebelumnya yang diderita oleh pasien.
(Via WFLA)
Comments