Bulan lalu, peneliti ahli jantung dan anti-merokok terkenal Dr. Konstantinos Farsalinos dan rekan-rekannya, merilis sebuah studi berjudul “Pola penggunaan rokok elektrik,” status merokok yang diverifikasi secara biokimia dan perubahan status kesehatan dari sampel acak pelanggan toko vape di Yunani.
Para peneliti mengamati status merokok yang diverifikasi secara biokimia dan perubahan status kesehatan yang dilaporkan sendiri, dari 14 sampel acak pelanggan toko vape di Yunani. Gerai ini dipilih secara acak dan setiap pelanggan ketiga yang masuk untuk membeli produk vaping direkrut oleh peneliti, total ada 309 peserta.
Status merokok saat ini dinilai dengan mengukur exhaled carbon monoxide (eCO), dan kuesioner digunakan untuk memeriksa status merokok di masa lalu, pola penggunaan rokok elektrik, perubahan status kesehatan dan efek samping yang dialami.
Data yang dikumpulkan oleh para peneliti menunjukkan bahwa 98 persen pelanggan yang berpartisipasi adalah mantan perokok dan 82,5 persen adalah pengguna rokok elektrik setiap hari. Hanya satu persen dari peserta yang tidak pernah merokok, dan satu persen telah berhenti merokok sebelum penggunaan rokok elektrik, semuanya memiliki eCO <7 ppm.

Bailey Zindel / Unsplash
Dr. Konstantinos Farsalinos menyimpulkan untuk menjadi mantan perokok, harus rutin menggunakan rokok elektrik setiap hari.
Sebagian besar peserta menggunakan perangkat generasi ketiga (61,8 persen) dan likuid non-tembakau (58,9 persen), dengan konsumsi cairan rata-rata 5 mL/hari. Sebagian besar peserta melaporkan mengalami manfaat kesehatan dengan beralih dari merokok ke vaping, terutama peningkatan status fisik, kapasitas olahraga, penciuman dan indera perasa, sedangkan efek samping yang paling umum adalah iritasi tenggorokan dan batuk.
“Korelasi terkuat menjadi mantan perokok adalah penggunaan rokok elektrik setiap hari. Pelanggan toko vape di Yunani sebagian besar adalah perokok aktif dan mantan dengan sebagian besar dari mereka sudah berhenti merokok. Penggunaan rokok elektrik oleh para perokok jarang terjadi dan tidak satupun dari mereka yang kemudian mulai merokok,” kesimpulan para peneliti.
(Via NCBI)
Comments