Kate Wang, Pengusaha Vape yang Masuk Daftar Orang Terkaya Versi Forbes

By Vape Magz | News | Selasa, 4 Oktober 2022

Kate Wang, merupakan salah satu jajaran orang terkaya versi Forbes tahun 2021. Ia diketahui memiliki kekayaan sebanyak US$2,6 miliar yang berasal dari perusahaan vape miliknya, yakni RLX.

Kali ini Vapemagz mau coba bahas siapa sih bos RLX ini? Yuk simak tulisan ini sampai habis!

Profil

Wang mengenyam pendidikan di kota Xi’an, China bagian tengah. Setelah lulus dengan gelar sarjana di bidang keuangan dari Universitas Xi’an Jiaotong pada 2005 silam, Wang memulai karirnya dengan mengikuti program management trainee dari Procter & Gamble (P&G) di Guangzhou. Setelah tiga tahun berjibaku menjadi manajer proyek di perusahaan itu, Wang mulai mencari peruntungan di Hong Kong dan membuat sebuah perusahaan investasi dan sayangnya tidak bertahan lama. Pada tahun 2011, Wang kembali hijrah ke Amerika Serikat untuk mengejar gelar MBA di Columbia Business School. Dari sinilah kehidupan Wang berubah dan menjadi sosok yang bisa dikenal dunia saat ini.

“Saya kewalahan dengan peluang. Berbeda dengan Xi’an yang bergerak lambat. New York bergerak cepat dan memberi saya pola pikir yang berbeda,” kata Wang dikutip dari Forbes.

Setelah mengumpulkan pengalaman dari New York, Wang pindah ke Beijing dan memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan trasnportasi publik, Uber China, yang kemudian melebur menjadi layanan ride-hailing Didi Chuxing. Sebelum Wang bergabung di Uber China, ia sempat kerja di perusahaan konsultan bergengsi, Bain & Co. Salah satu tugasnya saat itu adalah membantu meluncurkan Uber di Hangzhou, kota berpenduduk 10 juta orang, di mana berbagi tumpangan masih jarang terjadi di daerah tersebut.

“Uber ada di sana tapi orang tidak tahu. Pengemudi tidak tertarik menjadi mitra kami, jadi setiap hari saya memikirkan cara berkomunikasi dengan mereka. Ini mengharuskan saya untuk bekerja sebagai wirausahawan dan mengatasi tantangan yang biasanya tidak diperlukan karyawan,” cerita Wang.

Tak puas dengan keadaan, maka pada tahun 2017, ketika masyarakat dunia mulai ‘demam’ rokok elektrik, Wang akhirnya memutuskan untuk beralih ke rokok elektrik. Alasannya sederhana, ia malu dengan bau tembakau yang menempel di bajunya sehingga ia selalu bergegas ganti pakaian sebelum pulang ke rumah.

“Saya baru saja mencoba semua produk (vaping), tetapi kebanyakan dari mereka buruk,” ujar Wang.

Kala itu, Amerika Serikat memiliki Juul Labs yang telah mencetak lebih dari US$100 juta dalam pendanaan tahap awal. Sedangkan China hanya memiliki 0,5 persen dari 300 juta perokok yang menggunakan vape. Atas hal itu Wang melihat ada peluang pasar dan nekat membangun merek hingga perusahaan sendiri saat dia masih bekerja di sebuah perusahaan. Kemudian, Wang memutuskan keluar dari perusahaan itu dan mengajak lima rekannya untuk bergabung dalam perusahaan vape yang dia bangun saat itu. Dengan tim berisikan enam orang, mereka mulai mencari dana ke crowdfunding di situs e-commerce JD.com dan berhasil mengumpulkan sekitar US$6 juta dalam pendanaan awal dari IDG Capital dan perusahaan VC Beijing Source Code Capital pada Juni 2018. Saat itu, target penjualan perusahaan sangat sederhana, yakni ditargetkan untuk populasi besar perokok lansia di China. Perusahaan yang dibangun Wang mempekerjakan lulusan muda dan mempromosikan dirinya sebagai startup teknologi.

Mau tahu kelanjutan dari cerita Wang ketika menjadi bagian dari salah satu produsen vape terbesar? Terus pantau website Vapemagz, ya vapers!!

Comments

Comments are closed.