Kate Wang, Miliarder Vape Terkaya Asal China Yang Baru Berusia 39 Tahun

By Bayu Nugroho | News | Rabu, 21 April 2021

Wang Ying, pendiri perusahaan vaping di China, Relx Technology. Pengusaha milenial, yang juga menggunakan nama Inggris Kate Wang, bahkan telah melampaui Richard Liu dari JD.com dan Robin Li dari Baidu.

Setelah perusahaan tersebut memulai debutnya di pasar saham AS pada Januari lalu, media China melaporkan bahwa miliarder muda itu kini memiliki kekayaan bersih senilai USD 24,8 miliar (Rp 359 triliun) yang ditentukan oleh harga saham.

Relx membuka sahamnya pada USD 22,34 (Rp 323.985), hampir dua kali lipat dari penawaran awal IPO sebesar USD 12 (Rp 174.000) per saham, meskipun peraturan AS memperketat pencatatan di China.

Pencapaian itu membuat kita terheran-heran, terutama mengingat perusahaan masih berusia tiga tahun dan Wang yang baru menginjak usia 39 tahun. Jadi bagaimana dia melakukannya?

qq.com
Wang termotivasi untuk menciptakan produk rokok elektrik berkualitas tinggi yang menarik bagi generasi baru, setelah menyaksikan ayahnya berjuang untuk berhenti merokok. Dia awalnya tidak menyadari efek negatif rokok terhadap kesehatan sampai seorang rekan ayahnya meninggal karena kanker paru-paru.

Wang memiliki gelar sarjana di bidang keuangan dari Universitas Xi’an Jiaotong dan gelar MBA dari Universitas Columbia di New York. Dia bekerja di perusahaan internasional seperti Bain & Company dari 2013 hingga 2014.

Setelah pengalaman tersebut, Wang mengambil kesempatan untuk masuk ke Uber China sebagai general manager dari 2014 hingga 2016. Kemudian pindah ke Didi Chuxing Technology selama dua tahun, sebelum memutuskan untuk memulai timnya sendiri mendirikan Relx Technology pada tahun 2018.

Anggota pendiri Relx banyak diantaranya pernah bekerja di Uber China dan Huawei, lalu memulai crowdfunding dengan mengirimkan proposal mereka ke platform JD.com. Dalam waktu sebulan, Wang menerima lebih dari 10 kali lipat dari modal awal yang mereka usulkan yakni CNY 38 juta (Rp 84,8 miliar).

Glassdoor
Relx akhirnya menjadi pemenang di industri ini berkat keahlian Wang. Keberhasilannya juga terkait erat dengan perkembangan ekonomi China yang pesat dan peningkatan investasi asing.

Berhubung permintaan rokok elektrik mulai meningkat pada tahun 2018, begitu pula persaingan. Wang lantas membangun laboratorium asap elektronik yang menelan biaya lebih dari CNY 20 juta (Rp 44,6 miliar), ia berkonsentrasi untuk membuat produk yang berkualitas.

Selama tahun pertama Wang menjalankan Relx, dia sebenarnya mengalami defisit CNY 2,87 juta (Rp 6,4 miliar) sebelum keadaan berubah pada 2019 dan 2020, dengan laba bersih masing-masing CNY 47,7 juta (Rp 106,5 miliar) dan CNY 109 juta (Rp 243,3 miliar).

(Via Forbes)

Comments

Comments are closed.