Kandidat Capres Penantang Trump Janjikan Larangan Vape yang Lebih Ketat

By Vapemagz | News | Selasa, 7 Januari 2020

Kandidat calon presiden di Pemilu Amerika Serikat 2020 dari Partai Demokrat, Joe Biden mengatakan dia akan menghentikan penjualan produk vaping sampai penelitian lebih lanjut tentang efeknya dilakukan. Calon lawan dari Presiden Petahana Donald Trump ini mengusulkan pembatasan yang lebih ketat daripada larangan parsial administrasi Trump di awal Januari ini.

“Perlu ada data ilmiah yang serius tentang apakah itu memiliki jenis kerusakan jangka panjang pada paru-paru dan apakah itu menyebabkan kematian sebelum kita membiarkan produk untuk dijual,” kata Biden pada hari Sabtu (4/1/2020) dalam menanggapi pertanyaan pemilih di sebuah rapat umum di Des Moines, Iowa.

Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan AS (Food and Drug Administration atau FDA) minggu lalu mengumumkan bahwa mereka akan mulai memberlakukan larangan penjualan pod dan kartrid vape rasa dan mint dalam waktu 30 hari. Tetapi penjualan produk mentol akan terus berlanjut.

Reuters
Kandidat calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden.

Presiden Donald Trump awalnya menyatakan dukungan untuk larangan penuh pada produk rasa. Namun dirinya disinyalir “menyerah” pada tekanan dari pelobi dan penasihat, yang memperingatkan potensi larangan penuh berimbas pada suara yang diperolehnya.

Selain Biden, Bernie Sanders yang juga merupakan kandidat calon presiden dari Partai Demokrat lainnya, juga mengatakan pada Sabtu akan menghentikan industri vaping.

“Saya pikir kita perlu mematikan industri jika mereka menyebabkan kecanduan dan jika buktinya orang-orang jatuh sakit atau menghirup banyak hal buruk,” kata Sanders dalam menanggapi pertanyaan pemilih di pertemuan balai kota di Grundy Center, Iowa. Belakangan, penasihat Sanders, Jeff Weaver meralat pernyataan kandidat itu sendiri.

“Tentu saja dirinya tidak berbicara tentang mematikan industri besok. Dia ingin lebih banyak studi dan regulasi industri untuk memastikan bahwa vaping aman,” kata Weaver.

(Via Bloomberg)

Comments

Comments are closed.