September 2019 menjadi awal dari JUUL Labs secara resmi menancapkan kukunya ke pasar Indonesia, dengan membuka toko ritel pertamanya di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. 13 bulan berikutnya, JUUL harus mengucapkan selamat tinggal ke pasar Indonesia sebagai bagian dari kebijakan JUUL Labs keluar dari pasar Eropa dan Asia.
JUUL Labs Indonesia akan menghentikan jaringan distribusi rokok elektriknya di Indonesia. Berdasarkan laman resmi JUUL Labs Indonesia, distribusi resmi seluruh produk JUUL di dalam negeri akan berhenti pada November 2020.
“Mulai November 2020, JUUL Labs di Indonesia akan berhenti menerima pesanan baru atas Alat dan POD produk JUUL melalui e-commerce situs juul.id. Untuk dukungan pelanggan, silahkan mengunjungi support.juul.id guna mempelajari lebih lanjut,” tulis JUUL.
Hengkangnya JUUL juga telah dikonfirmasi oleh Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI). JUUL Labs Indonesia juga telah keluar dari Aliansi Pengusaha Penghantar Elektronik Indonesia (APPNINDO), aliansi yang baru saja diresmikan sekitar Februari 2020 lalu. Seluruh tenaga kerja JUUL Labs Indonesia yang tergabung dalam APPNINDO telah dilepas.
“Langkah JUUL memang di luar ekspektasi kami. Sebetulnya kami berharap JUUL dapat mengambil peran bahu membahu bersama kami dalam usaha menumbuhkan vapers baru,” kata Sekretaris Umum Asosiasi Personal Vape Indonesia (APVI) Garindra Kartasasmita.
Ya, JUUL Labs sendiri memang pernah “berambisi” ingin memerangi asap rokok di Asia, dengan menyediakan alternatif pengganti untuk perokok dewasa. Namun, tak sampai seumur jagung, sebelum cita-cita mulianya itu terwujud JUUL sudah angkat kaki dari pasar Indonesia.
Garindra memahami dan menghargai keputusan JUUL, serta menilai keputusan tersebut diambil tidak hanya dari sisi penjualan di dalam negeri. Pasalnya, menurut Garindra JUUL telah memiliki pangsa pasar sekitar 5 persen di Indonesia, selama hadir di tanah air. Garindra sendiri menilai hengkangnya JUUL merupakan imbas dari pandemi COVID-19 yang menurunkan permintaan liquid vape secara keseluruhan sekitar 50 persen pada kuartal II 2020 dibandingkan dengan capaian 3 bulan pertama 2020.
Sebelumnya, dilansir dari Reuters, CEO JUUL Labs K.C. Crosthwaite mengatakan pihaknya akan melakukan efisiensi besar-besaran terhadap tenaga kerjanya di seluruh dunia pada September 2020. Selain itu, JUUL juga akan menarik presensi di beberapa pasar Eropa dan Asia-Pasifik untuk memperlancar arus kas.
Hal tersebut dilakukan setelah valuasi JUUL Labs Inc. merosot 16,67 persen menjadi USD 10 miliar pada akhir Oktober 2020. Sebagai pembanding, valuasi JUUL Labs pada akhir 2019 mencapai USD 12 miliar, alias hanya sepertiga dari nilai akuisisi saham JUUL oleh Altria pada akhir 2018 sebesar USD 38 miliar.
“Valuasi hari ini tidak mengejutkan. Saya berharap investor lain juga sampai pada penilaian yang lebih rendah yang menjadi faktor dalam restrukturasi kami baru-baru ini,” kata Crosthwaite dalam sebuah memo.
Comments