Saat mencari direktur medis baru, JUUL Labs tidak perlu melihat jauh-jauh. JUUL Labs telah merekrut Mark Rubinstein, seorang dokter dan ilmuwan dari Center for Tobacco Control Research and Education, Universitas California.
JUUL yang memiliki desain yang ramping dan techy yang menurut para kritikus membuat mereka menarik bagi pengguna remaja, yang otaknya sangat rentan terhadap kecanduan nikotin.
JUUL Labs memulai perilisan pertamanya di bulan Juni 2015, seketika rokok elektriknya populer di kalangan siswa sekolah dibandingkan dengan produk sejenisnya. Namun, dalam tuntutan hukum, negara-negara berpendapat bahwa JUUL hanya memperburuk keadaan, dengan kampanye pemasaran yang membantu merek tersebut berkembang di kalangan remaja di Instagram.
Antara 2011 dan 2018, proporsi siswa sekolah menengah yang melaporkan mereka menggunakan rokok elektrik melonjak hampir 14 kali lipat, dari 1,5 persen menjadi 21 persen, menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention.
Pilihan JUUL untuk merekrut seorang peneliti terkemuka tentang efek nikotin pada remaja mengkhawatirkan banyak ilmuwan. Meskipun meskipun salah satu rekan Rubinstein berharap rekannya tersebut dapat membantu JUUL menemukan cara untuk mengurangi vaping remaja.
(Via Los Angeles Times)
Comments