Jika cabang outlet JUUL di Indonesia kini tinggal kenangan, kini Juul Labs harus mengalami hal terburuk lainnya. Dikabarkan, kini Juul Labs memangkas total valuasinya menjadi USD 10 Miliar atau setara dengan Rp 142 triliun. Kebijakan ini terpaksa harus dilakukan mengingat minat beli terhadap produk Juul kian hari kian berkurang, terlebih dunia tengah dihantam pandemi global Covid-19.
K.C. Crosthwaite, CEO Juul Labs, bahkan terbuka perihal penekanan biaya keuangan yang menunjukkan bahwa perusahaan mencatat sekitar USD 934 juta atau setara dengan Rp 276 miliar dalam keseluruhan biaya operasional pada kuartal pertama tahun 2020, dengan setidaknya USD 2,6 miliar atau setara dengan Rp 36 triliun dilaporkan sepanjang tahun sebelumnya.

The Boston Globe
K.C. Crosthwaite: “Penilaian hari ini tidak mengejutkan saya, dan saya berharap investor lain juga dapat menilai apa hal yang menjadi faktor dalam restrukturisasi kami baru-baru ini.”
Juul Labs mengakui telah kehilangan sejumlah besar karyawan karena pengawasan peraturan dan maraknya vaping di bawah umur, dan serangkaian larangan rasa di berbagai negara bagian AS. Perusahaan juga menyatakan pada bulan September lalu, bahwa mereka sedang menjajaki opsi untuk menarik diri dari pasar Eropa dan Asia-Pasifik untuk menghemat pengeluaran operasional.
(Via Reuters)
Comments