JUUL Labs mensponsori penelitian independen tentang dampak rokok elektronik dan alat vaping melalui hibah sebesar USD 7,5 juta ke perguruan tinggi medis di Nashville, Meharry Medical College. Dengan asumsi nilai tukar 1 USD setara dengan Rp 14.250, maka jika dikonversikan jumlah hibah tersebut setara dengan Rp106,9 miliar.
Meharry Medical College, selama ini dikenal sebagai pusat ilmu kesehatan akademik swasta, independen dan bersejarah di negara Amerika Serikat. Mereka juga memiliki historis sebagai perguruan tinggi akademik swasta terbesar untuk masyarakat kulit hitam di negara itu.
Meharry Medical College mengumumkan akan meluncurkan Pusat baru untuk Studi Penentu Sosial Kesehatan. Pusat ini akan memeriksa faktor-faktor sosial yang memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat terkait dengan prevalensi rokok elektrik yang muncul.
Studi ini akan didanai oleh JUUL Labs, yang dikenal sebagai nama besar di industri vaping. JUUL sendiri telah mendapat sorotan tajam di tengah tuduhan bahwa mereka menargetkan kaum muda untuk memasarkan produk rokok elektriknya, JUUL.
“Hibah dari JUUL Labs memberi Meharry peluang unik untuk memimpin penelitian baru yang sepenuhnya independen di bidang kesehatan masyarakat yang kritis ini. Masalah seputar merokok secara tidak proporsional selama ini berdampak pada populasi Afro-Amerika,” kata Presiden dan CEO Meharry, Dr. James E.K. Hildreth.
Ini adalah pertama kalinya JUUL Labs memberikan hibah untuk pendirian pusat penelitian independen. Hal ini sebagai ujud nyata JUUL dalam menghasilkan produk yang mengurangi risiko (less harmful) ketimbang rokok konvensional, dan mendorong perokok dewasa untuk beralih ke produk yang lebih aman.
“Kami berkomitmen untuk berkontribusi dan mendukung program penelitian ilmiah yang independen yang menilai potensi pengurangan dampak buruk produk JUUL, termasuk dampaknya pada pengguna individu, kemampuan mereka untuk mengubah perokok dewasa dari rokok yang mudah terbakar, dan jaringan dampak populasi pada kesehatan masyarakat,” kata JUUL dalam pernyataan perusahaan.
(Via thehill.com)
Comments