Juul Labs Bersedia Membayar 40 Juta Dollar Untuk Menyelesaikan Kasus di North Carolina

By Bayu Nugroho | News | Selasa, 29 Juni 2021

Juul Labs telah setuju untuk membayar North Carolina sebesar USD 40 juta (Rp 580 miliar) untuk menyelesaikan serentetan tuntutan hukum yang diajukan oleh negara bagian dan lokalitas yang mengklaim bahwa praktik pemasaran Juul Labs memicu kecanduan nikotin di kalangan remaja dan menciptakan masalah kesehatan baru. Uang tersebut akan digunakan untuk mendanai program untuk membantu orang berhenti dari vape, mencegah kecanduan vape, dan penelitian vape.

“Penyelesaian ini merupakan upaya berkelanjutan kami untuk mengatur ulang perusahaan dan memperbaiki hubungan dengan pemangku kepentingan. Kami akan memerangi penggunaan Juul pada anak dibawah umur dan meningkatkan peluang pengurangan dampak buruk bagi perokok dewasa,” kata juru bicara Juul Joshua Raffel dalam sebuah pernyataan.

Penyelesaian itu diumumkan pada 28 Juni oleh Jaksa Agung Carolina Utara Josh Stein, yang mengatakan bahwa Juul setuju untuk menghindari pemasaran yang menarik bagi mereka yang berusia di bawah 21 tahun.

Campaign for Tobacco-Free Kids
Juul Labs akan membatasi penggunaan sebagian besar iklan media sosial, iklan influencer, poster iklan di dekat sekolah, dan mensponsori acara olahraga dan konser.

North Carolina merupakan negara bagian pertama di AS yang mengajukan gugatan terhadap Juul Labs pada Mei 2019. Juul Labs menyangkal melakukan kesalahan, mereka memastikan produknya dijual di balik konter.

Setelah gugatan pertama diluncurkan, Juul Labs langsung menerapkan sistem verifikasi usia pihak ketiga untuk penjualan online. Juul Labs juga mengirimkan pembeli misterius ke 1.000 toko setiap tahun, untuk memeriksa apakah mereka menjual kepada anak di bawah umur.

Tercatat ada 13 negara bagian AS, termasuk California, Massachusetts dan New York, yang telah mengajukan tuntutan hukum serupa. Klaim utama dalam setiap kasus adalah Juul Labs seharusnya tahu bahwa kecanduan Juul tidak baik untuk masa pertumbuhan anak-anak, karena mengandung kadar nikotin yang tinggi.

(Via The New York Times)

Comments

Comments are closed.