JUUL Labs Bakal Pangkas Sepertiga Jumlah Karyawannya

By Vapemagz | News | Sabtu, 2 Mei 2020

JUUL Labs Inc. berencana untuk memangkas antara 800 hingga 950 stafnya atau sekitar sepertiga dari jumlah karyawannya. Rencana ini menjadi bagian dari restrukturisasi perusahaan yang lebih luas.

Menurut laporan dari Wall Street Journal, JUUL tahun lalu mencatat penjualan sebesar USD 2 miliar dan kerugian sebesar USD 1 miliar. Tahun lalu jumlah tenaga kerja JUUL membengkak menjadi 4.000 karyawan seiring dengan rencana agresif perusahaan masuk pasar luar negeri. JUUL mulai mengerem ekspansi itu di musim gugur.

JUUL sebelumnya telah memangkas sekitar 650 pekerja akhir tahun lalu setelah menghentikan penjualan pod rasa manisan dan buahnya sebagai antisipasi larangan sebagian besar kartrid rokok elektrik beraroma di Amerika Serikat.

Perusahan rintisan yang didirikan oleh James Monsees dan Adam Bowen itu juga disalahkan atas kenaikan angka vaping remaja. JUUL tengah menjadi subjek dari beberapa penyelidikan federal dan gugatan distrik sekolah atas maraknya penggunaan produk di kalangan pelajar.

“Sebagai bagian dari reset yang sedang berlangsung, kami terus mengevaluasi operasi kami dan cara terbaik untuk memposisikan perusahaan kami untuk jangka panjang,” kata juru bicara JUUL.

AFP
JUUL

“Kami tetap fokus untuk mendapatkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan kami untuk memajukan produk potensi pengurangan bahaya bagi perokok dewasa sambil memerangi penggunaan di bawah umur,” tambahnya.

JUUL saat ini memiliki sekitar 3.000 karyawan. Pada akhir 2018 lalu 35 persen saham JUUL diakuisisi perusahaan raksasa tembakau, Altria Group Inc. seharga USD 38 miliar. K.C. Crosthwaite, mantan eksekutif Altria mengambil kendali perusahaan sebagai CEO pada bulan September 2019.

Crosthwaite pada akhir tahun lalu meluncurkan rencana restrukturisasi perusahaan dan memotong pengeluaran sekitar USD 1 miliar. Perusahaan awal tahun ini telah mengumpulkan lebih dari USD 700 juta utang konversi untuk mendanai operasinya.

JUUL saat ini tengah dikepung oleh regulator, pembuat undang-undang dan gugatan hukum yang menuduh perusahaan telah memasarkan produk adiktifnya kepada anak-anak dan remaja. JUUL sendiri terus menegaskan komitmennya untuk tidak memasarkan untuk anak-anak dan berusaha untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik.

Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission atau FTC) menuntut Altria untuk melepaskan investasi di JUUL dan menuduh pembuat Marlboro itu melanggar undang-undang antimonopoli federal. Altria mengatakan tidak setuju dengan tuntutan FTC dan akan mempertahankan investasinya.

(Via Wall Street Journal)

Comments

Comments are closed.