JUUL Dituding Sengaja Mengeksploitasi Pasar Suku Pribumi Amerika

By Vapemagz | News | Senin, 10 Februari 2020

Sebuah Dokumen Kongres mengungkapkan JUUL Labs dengan sengaja mengeksploitasi produk ke delapan suku asli Amerika. Dokumen-dokumen yang dirilis 5 Februari oleh Sub-komite Kongres bidang Kebijakan Ekonomi dan Konsumen itu menggambarkan sejauh mana JUUL berusaha untuk menerapkan kampanye “switching” dengan melakukan kemitraan dengan para kepala suku.

Tingkat merokok di AS telah menurun dalam beberapa dekade terakhir, tetapi tetap tinggi di antara orang Indian Amerika (American Indians atau AI) dan Penduduk Asli Alaska (Alaska Natives atau AN). Pada tahun 2018, lebih dari 22 persen orang dewasa AI / AN dilaporkan merokok, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, dibandingkan dengan sekitar 14 persen orang dewasa Amerika secara keseluruhan. Penelitian juga mengungkap kematian kanker paru-paru juga sering terjadi pada orang dewasa AI / AN.

Rae O’Leary, seorang analis kesehatan masyarakat yang mendirikan Koalisi anti-tembakau Canli dari suku Cheyenne River Sioux Tribe (CRST) pada bulan Juli lalu bersaksi di depan Kongres tentang upaya JUUL mendekati CRST. Dirinya menyebut JUUL dengan sengaja mengkapitasi pasar suku pribumi Amerika yang selama ini memang dekat dengan produk tembakau.

“Saya selalu curiga bahwa penargetan suku lebih luas daripada yang kita tahu. Menyedihkan, industri tembakau dan rokok elektrik memandang kami sebagai populasi yang rentan, yang dapat mereka manfaatkan,” kata Rae O’Leary.

“Perusahaan Big Tobacco menargetkan penduduk asli Amerika dan menyebabkan mereka memiliki tingkat penggunaan tembakau tertinggi di Amerika. Sangat memprihatinkan melihat JUUL mengikuti jejak Big Tobacco dengan memangsa komunitas penduduk asli Amerika,” kata Raja Krishnamoorthi, ketua Sub-komite.

Daniel Acker/Bloomberg
JUUL.

Selama ini suku Indian sendiri dianggap sebagai salah satu pelopor penemu rokok tradisional. Banyak suku menggunakan tembakau yang dibakar sebagai bagian dari seremonial dan melihatnya sebagai kegiatan yang sakral. Beberapa perusahaan tembakau telah memanfaatkan hal itu dalam praktik penjualan dan pemasaran mereka.

Strategi lainnya perusahaan tembakau juga kerap menggunakan strategi pengurangan harga, sumbangan amal dan sponsor untuk menjalin hubungan dengan suku-suku. Tidak hanya untuk meningkatkan penjualan, strategi ini juga untuk menjaga itikad baik di antara para pemimpin asli Indian Amerika / Penduduk Asli Alaska.

Masalah ini pertama kali mencuat ketika O’Leary memberikan kesaksian pada bulan Juli tentang kunjungan perwakilan JUUL ke CRST musim dingin lalu. O’Leary sendiri adalah anggota suku Penyu Gunung Chippewa, tetapi tinggal dan bekerja di Dakota Selatan dengan CRST. Menurut kesaksian dan dokumen O’Leary, perwakilan JUUL menjelaskan kepada para kepala suku pada manfaat rokok elektrik, serta menjelaskan potensi mereka untuk berhenti merokok dan produk pengurangan bahaya.

Mereka juga menjelaskan dasar-dasar program switching JUUL, di mana para pemimpin suku akan dikenakan biaya USD5 untuk starter kit JUUL (biasanya dijual seharga sekitar USD50). Kemudian mereka dapat didistribusikan secara gratis kepada peserta program yang beralih dari rokok tembakau.

“Saya tidak pernah berpikir itu adalah ide yang baik. Saya tidak percaya bahwa rokok elektrik dapat menawarkan manfaat kesehatan dan membantu perokok berhenti, mengingat kurangnya penelitian tentang efek jangka panjang produk. Jika para kepala suku itu menerima tawaran ini dan memberikan produk gratis kepada perokok dewasa kami, ini akan melanggengkan masalah kecanduan nikotin yang lebih besar,” kata O’Leary.

Menurut Dokumen Kongres perwakilan JUUL menyampaikan langkah serupa kepada kepemimpinan lima kelompok lainnya antara Desember 2018 dan Februari 2019 yakni Moapa dari Suku Paiute, Suku Lummi, Suku Nooksack, Suku S’Klallam, dan Suku Chickasaw . Mereka juga bertemu dengan dua suku tambahan, Suku Indian Muckleshoot dan Suku Kalispel untuk membahas kemungkinan penjualan produk JUUL di wilayah tersebut.

(Via Time)

Comments

Comments are closed.