JUUL Dianggap Sebagai Pelopor Perlombaan Nikotin di Rokok Elektrik

By Vapemagz | News | Selasa, 12 Februari 2019

Perusahaan rokok elektrik, JUUL Labs kembali menjadi “kambing hitam”. Kali ini mereka dianggap sebagai pelopor yang mendorong banyak perusahaan rokok elektrik lain untuk meningkatkan konsentrasi nikotin dalam produk vape. Hal tersebut dipaparkan dalam sebuah makalah yang diterbitkan Kamis (7/2) dalam jurnal BMJ Tobacco Control.

Ketika JUUL merilis pod dengan kandungan nikotin 5 persen pertama pada tahun 2015, produk pesaing meluncurkan pod dengan konsentrasi 1 persen hingga 2 persen. Sekarang, sejumlah merek pesaing meluncurkan produk dengan kandungan nikotin di kisaran 5 persen hingga 7 persen. Padahal, para ahli menilai pod dengan kandungan nikotin 5 persen itu setara dengan jumlah nikotin yang sama dari sebungkus rokok konvensional.

“Itu mungkin bermanfaat bagi perokok dewasa yang kecanduan, tetapi juga menghasilkan potensi ketagihan bagi remaja yang baru pertama kali merasakan nikotin,” kata penulis studi Dr. Robert Jackler, dari Stanford Research.

Jackler menambahkan, mayoritas produk rokok elektrik memiliki konsentrasi nikotin lebih rendah ketika JUUL diluncurkan. Popularitas JUUL ini membuat persaingan di konsentrasi nikotin melonjak. “Ketika JUUL mengeluarkan rokok elektronik dengan konsentrasi nikotin yang tinggi, itu memicu perlombaan nikotin di antara perusahaan-perusahaan kompetitif yang berusaha meniru kesuksesan JUUL,” kata Jackler.

Produk-produk lain yang menawarkan konsentrasi nikotin yang lebih tinggi termasuk produk rokok elektrik yang menyerupai JUUL. Banyak dari produk ini juga lebih murah dari harga JUUL. Hal ini meningkatkan risiko kesehatan yang lebih besar, dimana beberapa produk tiruan tidak memiliki standar keamanan yang layak dan mengandung kadar nikotin yang bisa berbahaya bagi anak-anak.

The Washington Post/Getty Images
JUUL dianggap sebagai pelopor produk rokok elektrik dengan kandungan nikotin yang tinggi.

Para ahli menemukan bahwa JUUL meningkatkan konsentrasi nikotinnya menggunakan “nicotine salt” yang dipatenkan. Dengan menggabungkan nikotin (zat basa pahit dalam bentuk alami) dengan asam organik, JUUL dapat menutupi rasa alami yang tidak sedap dari nikotin dan menciptakan produk dengan konsentrasi tinggi.

“Sebagai akibatnya, nikotin bisa dikirim ke otak dengan sangat cepat. Hampir mustahil untuk menempatkan pagar pembatas di sekitar produk ini,” kata Dr. Frank T. Leone, direktur Program Perawatan Komprehensif Merokok di Penn Medicine.

Ketika angka penggunaan vape di kalangan remaja terus meningkat, para advokat kesehatan telah meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (US Food and Drug Administration atau FDA) untuk mengatur regulasi lebih lanjut. Salah satunya dengan mengatur kadar konsentrasi nikotin maksimal dan berbagai rasa dari produk-produk ini.

Dalam sebuah pernyataan terpisah, juru bicara JUUL, Victoria Davis menegaskan bahwa sebelum produknya berada di pasaran, sudah ada produk lain yang mengandung kisaran nikotin 4 persen hingga 5 persen. JUUL telah berjuang melawan produk tiruan dan produk lain yang seharusnya tidak boleh ada di pasar.

“Sebagai bagian dari komitmen kami untuk mencegah penggunaan di bawah umur, kami mengambil tindakan cepat dan tegas terhadap produk palsu dan tiruan yang melanggar. Langkah yang kami ambil termasuk langkah hukum,” ujarnya.

(Via CNN.com)

Comments

Comments are closed.