Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla menyebutkan bahwa bisnis di Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan negara lain. Menurutnya, orang terkaya di Tanah Air didominasi oleh mereka yang berbisnis di bidang rokok.
“Di Indonesia yang paling beda dengan negara-negara lain di dunia, ini mungkin tidak ada. Orang terkaya 1, 2, 3 pengusaha rokok,” kata Jusuf Kalla, dalam acara International Virtual Conference 2020, Rabu (9/12).
Jusuf Kalla mencoba membandingkan dengan orang kaya dari negara-negara lain yang rata-rata berasal dari sektor energi dan teknologi informasi (TI). Bila melihat empat negara tersukses dalam kategori sektor energi dan Ti, kita bisa melihat negara AS, India, Korea Selatan dan Jepang.
Negara AS unggul dalam sektor energi khususnya industri minyak seperti Chevron dan Exxon Mobil. India juga unggul di sektor energi, namun negara ini lebih condong ke industri hidrogen. Lalu negara Korea Selatan unggul dalam sektor TI, produk andalan Samsung sudah mencetak angka penjualan tertinggi di berbagai negara. Lain halnya dengan Jepang yang justru unggul di bisnis bank, salah satunya SoftBank Group.

TEMPO Aditia Noviansyah
Jusuf Kalla: “Jadi, ini masalah yang kita harus hadapi dan kita akan hadapi. Karena, pasti kalau pengusaha rokoknya yang (terkaya) 1, 2, 3, yang kaya orang rokok tidak sustainable ekonomi kita, makanya perlu ada suatu inovasi.”
Jusuf Kalla menyayangkan Indonesia justru unggul di industri rokok yang bisa dibilang masyarakat masih kurang peduli akan kesehatan. Menurut Jusuf Kalla, seharusnya Indonesia bisa unggul di sektor energi, dimana kekayaan alam melimpah.
“Berarti orang Indonesia itu berani-berani, karena walaupun di bungkusan rokok disebut ini bisa menyebabkan kanker atau dulu malah bisa menyebabkan kematian tetap saja rokok itu maju. Jadi, orang Indonesia berani. Walaupun diancam dengan kanker dia tidak peduli, sehingga orang paling kaya 1,2,3 itu pengusaha rokok, di mana di dunia yang begitu? Tidak ada,” tambah Jusuf Kalla.
(Via CNBC Indonesia)
Comments