Dalam tiga tahun terakhir, baik Philip Morris International (PMI) maupun Japan Tobacco Inc (JTI) telah berjuang untuk memenuhi permintaan perangkat rokok elektriknya sendiri. Namun, ketika JTI mendapati dirinya kekurangan pasokan yang signifikan, ia harus mengundurkan diri ke kenyataan bahwa Philip Morris International (PMI), akan memimpin pasar di Jepang.

Namun dalam upaya untuk mengejar ketinggalan dengan raksasa tembakau itu, JTI telah menghabiskan miliaran dolar untuk pengembangan dan produksi Reduced Risk Products (RRP). “Untuk pertumbuhan berkelanjutan JTI, kita harus menang dalam kategori RRP,” kata Masamichi Terabatake, Chief Executive Officer JTI.

Pada bulan Februari 2018, JTI telah mengumumkan bahwa mereka berencana untuk meluncurkan produk HnB baru di Jepang pada akhir tahun ini. Ia mulai menjual Ploom TECH+ dan Ploom S di Jepang pada 29 Januari 2019. Ploom TECH+ dihargai JPY 4.980, sementara Ploom S akan dijual seharga JPY 7.980, harga yang sama dengan versi termurah iQOS.

infofreestyle.com
Dua produk HnB terbaru dari Japan Tobacco Inc siap bersaing dengan iQOS.

Ketika produk HnB diluncurkan di Jepang, mereka menemukan tanah subur meskipun ada sejumlah faktor diantaranya larangan lokal terhadap rokok elektrik yang mengandung e-liquid nikotin.

Faktanya ketika produk HnB memasuki AS, analis di ECigIntelligence, sumber daya analitis pasar rokok elektrik dan alternatif tembakau independen, telah mengatakan bahwa produk-produk HnB tidak akan pernah mencapai tingkat kesuksesan yang sama di Amerika Serikat, untuk menyamai yang ada di Jepang.

(Via Reuters)