Jaksa Agung Connecticut, Lakukan Investigasi JUUL Labs Karena Menyebarkan Informasi Yang Salah

By Bayu Nugroho | News | Jumat, 23 Agustus 2019

The Today Show baru-baru ini merujuk studi Yale yang berjudul, “Flavorant-Solvent Reaction Products and Menthol in JUUL E-Cigarettes and Aerosol,” dalam studi tersebut, mereka mencoba mengamati bahwa tiap likuid dalam katrid JUUL mengandung bahan campuran berbeda dengan merek lainnya.

Sang penulis utama studi, Hanno Erythropel, mengklaim bahwa dalam likuid JUUL dapat berpotensi terbentuknya asetal, senyawa yang bisa memicu iritasi tenggorokan dan peradangan pada sistem pernafasan. Meski aldehida aman dikonsumsi melalui cara dimakan, namun ketika berbarengan dengan asetal bisa berakibat fatal.

Alex Von Kleydorff / Hearst Connecticut Media
William Tong, Jaksa Agung Negara Bagian Connecticut: “Mengingat senyawa racun yang terdapat di dalam perangkat, kami tidak menunggu Pemerintah Federal turun tangan, Connecticut akan mengambil tindakan tegas mulai hari ini.”

Tong berpendapat ingin melancarkan tindakan tegas ini, karena dipicu dugaan vaping remaja yang kian memburuk, terlebih banyak pelajar sekolah di bawah umur banyak dengan mudah mendapatkan perangkat ini. Melalui sebuah survei yang pernah dilakukan mencatat angka vaping siswa Sekolah Menengah Atas melonjak hingga 80% secara global.

Dalam hasil penyelidikan yang sudah dilakukan, Tong mengemukakan daripada melihat produk rokok elektrik, mereka lebih tertarik dengan klaim berhenti merokok yang dibuat perusahaan JUUL Labs. “Jika JUUL Labs berniat mengklaim produknya memang ditujukan untuk program berhenti merokok khususnya perokok dewasa, mengapa klaim mereka tak mendapat persetujuan dari pihak Food and Drug Administration (FDA) untuk membuat klaim tersebut. Bisa dikatakan jika klaim tersebut tak mendapat persetujuan, sama saja dengan melanggar hukum,” tambah Tong.

(Via Planet of the Vapes / American Journal of Preventive Medicine)

Comments

Comments are closed.