Jadi Penghalang Para Perokok, Ini yang Dimaksud Kampanye Negatif!

By Vape Magz | News | Senin, 7 Maret 2022

Keinginan perokok dewasa untuk beralih ke produk tembakau alternatif yang memiliki risiko lebih rendah dibanding rokok, rupanya masih terganjal oleh sejumlah hal. Salah satunya dikarenakan masih simpang siurnya informasi mengenai produk tembakau alternatif. Wakil Direktur the Consumer Choice Center, lembaga internasional perlindungan konsumen yang berpusat di Washington DC Amerika Serikat Yael Ossowski mengatakan, simpang siurnya informasi mengenai produk tembakau alternatif tersebut lantaran masih ada kampanye yang tidak benar yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan orang untuk beralih ke produk yang lebih rendah risiko.
Contohnya, kampanye informasi publik yang menyebarkan misinformasi atas produk tembakau alternatif, pengenaan pajak tinggi, pembatasan hingga larangan penggunaannya. Intinya agar mencegah perokok dewasa memiliki akses ke produk tembakau alternatif. “Seperti ada badan kesehatan maupun kelompok anti tembakau meyakinkan publik bahwa produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, dan kantong nikotin memiliki risiko yang sama atau bahkan lebih berisiko daripada rokok,” ungkap Yael, seperti dikutip dari Consumerchoicecenter.org, Senin (7/3).

Padahal, pesan yang disampaikan tersebut tidak tepat. Upaya-upaya kampanye ini semakin intens dilakukan untuk menutupi fakta tentang produk tembakau alternatif, yang telah terbukti secara kajian ilmiah memiliki risiko yang lebih rendah hingga 95% dibandingkan rokok. Menurut Yael, jika kampanye ini berlangsung terus-menerus, maka akan semakin memperbesar masalah kesehatan publik karena perokok dewasa enggan untuk beralih ke produk tembakau alternatif. Dampak dari kampanye penolakan terhadap produk tembakau alternatif pun terlihat dengan meningkatnya angka penjualan rokok di Amerika Serikat pada 2020 lalu. Berdasarkan laporan Komisi Perdagangan Federal, penjualan rokok mencapai 203,7 miliar batang pada 2020. Meningkat 0,8 miliar batang dibandingkan pada 2019 lalu. Ini merupakan peningkatan pertama dalam penjualan rokok dalam 20 tahun terakhir. “Mereka diberitahu berulang kali bahwa produk tembakau alternatif yang digunakan oleh jutaan konsumen dewasa untuk berhenti merokok sama berbahayanya dengan rokok,” ujar Yael. Faktanya, dengan hadirnya produk tembakau alternatif, persentasi perokok sempat mengalami penurunan hingga 14% pada 2019 lalu. “Peningkatan angka perokok ini menunjukkan hasil bahaya yang sebenarnya, yaitu ketika pelobi kelompok kesehatan yang bermuatan politik berusaha untuk memadamkan alternatif dari rokok,” tegas Yael.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) Dimas Syailendra Ranadireksa berpendapat, kampanye negatif terhadap produk tembakau alternatif, terutama di Indonesia, perlu ditekan dengan menghadirkan informasi yang akurat dan kredibel. Apabila terus dibiarkan, maka permasalahan kesehatan publik akan semakin meningkat. “Prevalensi merokok di Indonesia sudah menyentuh 65 juta jiwa, salah satu yang tertinggi di dunia. Kampanye negatif hanya akan semakin menjauhkan perokok dewasa Indonesia dari produk tembakau alternatif yang bisa menjadi solusi komplementer menekan prevalensi merokok di negara ini,” ucap Dimas. Dimas melanjutkan aktivitas merokok berkorelasi dengan berbagai macam penyakit seperti kanker paru-paru, kanker kerongkongan, penyakit jantung koroner, hingga stroke. Dengan fakta bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok, Dimas berharap perokok dewasa bisa beralih ke produk tersebut demi meringankan masalah kesehatan. “Produk tembakau alternatif memiliki manfaat yang besar demi mendorong perbaikan kesehatan publik. Pemerintah harus aktif dalam menekan kampanye negatif terhadap produk tembakau alternatif dengan menggandeng dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait demi terciptanya peralihan perokok dewasa ke produk yang lebih rendah risiko ini,” tutup Dimas.

 

(Via kontan.co.id)

Comments

Comments are closed.