Instagram Larang Influencer Promosi Produk Rokok dan Vape

By Vapemagz | News | Jumat, 20 Desember 2019

Layanan media sosial populer, Instagram melarang influencer atau selebgram mempromosikan rokok elektronik (vape), senjata tajam, dan produk tembakau sembarangan lagi tanpa adanya pemberitahuan batas umur. Kebijakan tersebut telah lama dicanangkan namun perusahaan akan mulai memberlakukannya dalam waktu dekat ini.

“Kami memperbarui kebijakan kami untuk memasukkan aturan yang lebih jelas untuk promosi berbayar barang dan jasa tertentu seperti vaping, tembakau, alkohol, dan suplemen diet. Khusus produk vaping, tembakau, dan senjata tidak diizinkan untuk dipromosikan di Instagram,” tulis Tim Bisnis Instagram dikutip laman blog resmi mereka.

Selebritas dan lainnya dengan follower banyak atau beken dengan sebutan influencer menjalin kontrak dengan pemilik merek untuk membicarakan produk mode, makanan, dan lainnya lewat unggahan di akun Instagram mereka. Perusahaan-perusahaan rokok juga menggunakan selebritas, seperti penyanyi Inggris Lily Allen dan aktor pemenang Oscar Rami Malek, untuk mempromosikan rokok elektronik dalam postingan mereka di Instagram.

Sementara untuk produk suplemen diet dan minuman beralkohol masih boleh dipromosikan asal mencantumkan batasan umur. Oleh karena itu, Instagram mengatakan pihaknya tengah menyiapkan sebuah alat untuk membatasi siapa saja yang dapat melihat konten produk itu berdasarkan usia.

Selain mengurangi konten yang dianggap “berbahaya” bagi pengguna yang masih di bawah umur, Instagram pun menyediakan platform “Brands Collabs Manager” untuk para influencer. Layanan ini memungkinkan influencer dan perusahaan saling menjalin kerja sama untuk mempromosikan produk mereka.

Reuters
Instagram

Brands Collabs Manager juga dapat digunakan sebagai wadah influencer untuk melaporkan capaian setelah melakukan promosi produk di akun Instagram mereka dalam bentuk metrik kepada mitra bisnis mereka. Hal itu dilakukan Instagram sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk meredakan kekhawatiran para selebgram yang mengeluhkan fitur jumlah likes dihapus karena bakal berdampak pada bisnis endorse mereka. Sebab, keberhasilan sebuah produk bakal dilirik konsumen dilihat dari jumlah likes.

Meski begitu, beberapa kalangan menilai penghapusan jumlah likes Instagram dinilai baik untuk kesehatan mental para pengguna media sosial. Sehingga pengguna tidak lagi terpicu terhadap jumlah likes dan tidak lagi memikirkan foto atau video hanya sekedar untuk mendapatkan likes yang banyak.

Selain itu, penghapusan jumlah likes juga dapat meningkatkan level self-esteem dan kepercayaan diri seseorang. Langkah ini juga dinilai dapat mengurangi aspek kompetisi dalam media sosial.

Sebelumnya, Advertising Standards Authority (ASA) Inggris juga melarang perusahaan rokok mempromosikan vape di media sosial, setelah melakukan penyelidikan dalam postingan di akun Instagram mereka. Tapi, juru bicara Instagram mengatakan kepada Reuters, keputusan mereka tidak terkait dengan langkah ASA tersebut. Yang jelas, Instagram menyebutkan, mereka akan menjadi platform pertama yang membatasi produk yang bisa dipromosikan sebagai konten bermerek.

“Sangat penting melihat Facebook dan Instagram tidak hanya dengan cepat memberlakukan perubahan kebijakan ini, tetapi juga mereka menegakkannya secara ketat,” kata Matthew Myers, President Campaign for Tobacco-Free Kids, kepada Reuters.

“Perusahaan rokok telah menghabiskan waktu puluhan tahun menargetkan anak-anak. Perusahaan media sosial tidak boleh terlibat dalam strategi itu,” ujar dia.

(Via CNN, Reuters)

Comments

Comments are closed.