Inggris Berencana Gunakan Rokok Elektrik Sebagai Terapi Ketergantungan Rokok

By Vape Magz | News | Sabtu, 30 Oktober 2021

Kementerian Kesehatan Inggris berencana menggunakan rokok elektrik untuk terapi mengobati ketergantungan rokok konvensional bagi warganya.

Seperti dikutip dari CNN, rencananya para produsen rokok elektrik dapat mengajukan izin penggunaan produk mereka ke Layanan Kesehatan Nasional Inggris.

Kementerian berpendapat, penggunaan rokok elektrik tetap tidak bebas risiko. Meski demikian, risiko ini masih lebih rendah dibandingkan dengan membiarkan orang merokok. Walaupun tingkat perokok di Inggris menurun, rokok menewaskan hampir 64.000 orang di negara itu pada 2019.

Mengutip situs resmi Institute of Historical Research Inggris, tembakau sendiri masuk dalam negara itu pada 1586.

Pada 2019, sebanyak 14,1 persen orang berusia 18 tahun ke atas merokok. Angka ini setara dengan 6,9 juta orang, dikutip dari laman resmi Kantor Statistika Nasional Inggris. Sedangkan pada Juli lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan rokok elektrik dan perangkat sejenis berbahaya bagi kesehatan.

salah satu papan kampanye rokok elektrik di salah satu jalan yang ada di Inggris.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menuturkan penggunaan dan penjualan alat yang dikenal dengan sebutan vape itu harus diatur. Salah satu alasannya karena vape berpotensi membuat orang kecanduan nikotin.

“Nikotin sangat adiktif. Sistem pengiriman nikotin elektronik (ENDS) berbahaya, dan harus diatur dengan lebih baik,” kata Tedros seperti dilansir AFP.

Dalam laporan WHO tentang Epidemi Tembakau Global 2021, vape, vaporizers, vape pens, hookah pens, electronic cigarettes (ENDS) harus diatur secara ketat untuk melindungi kesehatan masyarakat secara maksimal.

“Ketika (penggunaan dan penjualan) alat-alat itu tidak dilarang, pemerintah harus mengadopsi kebijakan yang tepat untuk melindungi populasi mereka dari bahaya ENDS, dan untuk mencegah penggunaan mereka oleh anak-anak, remaja dan kelompok rentan lainnya,” kata Tedros.

(Via cnnindonesia.com)

Comments

Comments are closed.