Industri Rokok Lesu, Grup Djarum Agresif Rambah Sektor Ini

By Vape Magz | News | Kamis, 23 September 2021

Salah satu perusahan raksasa produk tembakau, Grup Djarum dikabarkan tengah gencar mengakuisisi saham sejumlah perseroan di tahun ini. Langkah ekspansi bisnis tersebut dilakukan di tengah lesunya industri rokok akibat pandemi Covid-19 dan rencana kenaikan cukai.

Belakangan ini, Djarum melalui anak usahanya, PT Global Digital Niaga (GDN) atau yang lebih dikenal Blibli.com, berencana mengakuisisi saham PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC), pengelola Ranch Market, dalam rangka memperluas ekosistem bisnis perseroan perusahaan e-commerce.

“Rencana akuisisi tersebut sejalan dengan langkah Blibli menumbuhkan bisnis yang sudah solid dengan menjadi solusi bagi seluruh pemangku kepentingan yang ada di dalam ekosistem,” kata Chief Executive Officer (CEO) & Co-Founder Blibli.com, Kusumo Martanto baru-baru ini.

Blibli disebut telah menandatangani perjanjian untuk akuisisi 797,9 juta saham atau setara 51 persen saham RANC. Saat ini, tahapan akuisisi tersebut telah diikat ke dalam Perjanjian Pengikatan Pembelian Saham (PPPS) yang diumumkan perseroan pada 15 September lalu.

Ilustrasi Ranch Market. (Foto: Netralnews)

Selain itu, ekspansi Grup Djarum juga berlangsung di sektor infrastruktur telekomunikasi. Salah satu anak usaha Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) tak lama lagi merealisasikan akuisisi 90 persen saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).

“Proses akuisisinya sendiri sedang dalam proses,” kata Wakil Direktur Utama TOWR, Adam Gifari dilansir Kontan.co.id.

Lebih jauh lagi, Grup Djarum juga berekspansi di sektor media dan hiburan melalui platform video streaming Mola. Mirwan Suwarso, perwakilan Resmi Mola menyebut bahwa per Agustus 2021 pertumbuhan jumlah pelanggan Mola di Indonesia mencapai 100 persen.

Alhasil, saat ini Mola memiliki lebih dari 1 juta pelanggan berbayar. Mola tak hanya ekspansi di dalam negeri, melainkan juga kawasan Asia Tenggara serta Inggris dan Italia.

Menara telekomunikasi milik PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), anak perusahaan Grup Djarum. (Foto: idxchannel.com)

Pengamat Pasar Modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat menilai, Grup Djarum pada dasarnya memiliki jejaring bisnis yang luas. Sejauh ini, kontributor terbesar pendapatan Djarum berasal dari bisnis rokok dan perbankan melalui PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

“Dividen yang didapat Djarum dari BCA cukup besar. Djarum juga tampil sebagai pemain besar di industri rokok,” ungkap Teguh.

Namun, menurut Teguh tantangan muncul dari kedua sektor tersebut. Misalnya, industri rokok tengah tertekan lantaran penurunan daya beli masyarakat di tengah pandemi dan efek kenaikan tarif cukai.

Maka dari itu, Teguh menilai bahwa Grup Djarum tengah mencoba mengalihkan surplus pendapatannya dari bisnis rokok dan perbankan untuk ekspansi ke berbagai sektor bisnis lain.

Tak mengherankan jika Grup Djarum cukup ekspansif sepanjang tahun ini. Hanya saja, lanjut Teguh, keuntungan yang bisa didapat dari sektor-sektor tersebut belum bisa menggantikan kontribusi dari bisnis rokok dan perbankan.

“Grup-grup besar lain sudah mulai ekspansi ke sektor teknologi digital atau di luar core business mereka. Sekarang giliran Djarum yang agresif,” pungkas Teguh.

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 menghantam keras bisnis industri rokok. Bukan hanya persoalan kesehatan, rencana pemerintah untuk menaikkan cukai menjadi tamparan keras bagi perusahaan rokok.

Beberapa sentra tembakau yang menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi tumpuan ekonomi daerah ikut terdampak pandemi, yang mengancam industri hasil tembakau (IHT) dan hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL).

Kementerian Keuangan sepanjang semester I/2021 melaporkan bahwa realisasi penerimaan cukai HPTL mencapai Rp298 miliar, terkontraksi 28% secara tahunan. Angka tersebut berbeda dengan penerimaan cukai hasil tembakau yang naik sebesar 57,85% (per Juli 2021), meski produksinya tergerus pandemi.

Menilik kondisi tersebut, maka wajar saja jika kemudian industri rokok mulai merambah bisnis lain sebagai langkah diversifikasi usaha.

(Via ekbis.sindo.com & kontan.co.id)

Comments

Comments are closed.