Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jakarta Raya (Jaya) menyatakan dukungannya terhadap industri produk tembakau alternatif dalam negeri. Sekretaris Hipmi Jaya, Arief Satria Kurniagung mengatakan industri produk tembakau alternatif merupakan inovasi produk tembakau konvensional yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

“Kami mendukung karena ini merupakan industri baru yang dapat membuka lapangan pekerjaan. Terlebih rokok elektrik kan bisa diproduksi oleh pengusaha lokal, peluangnya juga terbuka luas bagi pelaku UMKM untuk berkembang lebih baik,” ujarnya dalam keterangan tertulis Rabu (11/3/2020).

Arief menilai pemerintah harusnya juga mendukung berbagai industri dalam negeri yang memiliki nilai tambah seperti industri tembakau alternatif yang merupakan inovasi dari perkembangan teknologi global. Saat ini masih banyak terjadi pro dan kontra terkait keberadaan produk tembakau alternatif.

Istimewa
Arief Satria Kurniagung, Sekretaris Umum HIPMI Jaya (dua dari kanan).

Salah satunya Kementerian Kesehatan yang mewacanakan pelarangan terhadap rokok elektrik. Di sisi lain vape melalui likuidnya yang masuk ke dalam kategori Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) telah dikenakan cukai sebesar 57 persen oleh Kementerian Keuangan. Arief menilai pemerintah perlu mengkaji secara matang dalam mengatur produk tembakau alternatif.

“Beberapa studi menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif lebih rendah risiko dibandingkan rokok konvensional. Pelaku industri siap untuk berdialog. Jadi kebijakan yang dihasilkan lebih efektif. Sekarang ini produk tembakau alternatif sudah beredar dan diterima oleh masyarakat, jadi harus didukung oleh regulasi yang mendukung industrinya untuk berkembang juga,” katanya.