Forbes: Perang Melawan Rokok Elektrik Sangat Salah

By Vapemagz | News | Kamis, 14 November 2019

Di kala banyak media yang melakukan pemberitaan kurang berimbang terkait keamanan rokok elektrik, salah satu raksasa media asal Amerika Serikat, justru menyatakan bahwa perang yang dilancarkan pemerintah AS terhadap rokok elektrik adalah sebuah kesalahan. Hal ini diungkapkan langsung oleh Pemimpin Redaksi Forbes dalam tajuk rencananya, Selasa (12/11/2019).

“Anda tidak akan pernah mengetahuinya dari semua berita utama yang menyeramkan dalam beberapa bulan terakhir tentang epidemi kematian yang dikatikan dengan rokok elektrik. Tetapi vaping sebenarnya adalah anugerah kesehatan masyarakat untuk para perokok,” tulis Forbes.

Anak dari mantan penerbit Malcolm Forbes dan cucu dari pendiri majalah Forbes, Bertie Charles Forbes itu menilai berita kematian yang terdengar tentang rokok elektrik bukan terkait rokok elektrik yang legal, tetapi produk-produk oplosan dengan bahan-bahan terlarang. Khususnya THC ilegal, bahan aktif yang ditemukan dalam ganja.

“Seruan untuk melarang vaping tidak lebih masuk akal daripada melarang susu karena beberapa orang menjual susu yang tercemar. Yang benar adalah bahwa vaping 95 persen lebih kurang berbahaya daripada merokok. Ini memungkinkan pengguna mendapatkan nikotin tanpa semua konten karsinogenik dan karbon monoksida yang berasal dari rokok,” ujar Forbes.

Taylor Hill/FilmMagic/Getty Images
Steve Forbes (kanan).

Menurut beberapa penelitian, misalnya dari Public Health England (PHE), vaping jauh lebih efektif dalam membantu orang berhenti menghirup tembakau daripada alat pengganti lainnya, termasuk patch nikotin. Selain itu, dengan perangkat vaping, pengguna dapat memilih tingkat nikotin yang mereka hirup, termasuk jika tidak ingin mengandung nikotin sama sekali.

“Vaping memungkinkan perokok yang tak terhitung jumlahnya untuk melepaskan ketergantungannya pada rokok dan menyelamatkan jutaan nyawa. Tak seperti di AS, otoritas kesehatan Inggris mendukung rokok elektrik sebagai cara yang sangat efektif untuk memungkinkan orang berhenti merokok tembakau,” ujarnya.

“Melarang rokok elektrik, melarang likuid beraroma atau mengenakan pajak yang kejam seperti yang didorong oleh sejumlah politisi di Kongres dan di tempat lain, akan memiliki dua hasil buruk: lebih banyak orang yang merokok dan kebangkitan pasar gelap untuk rokok elektrik beraroma. Konsekuensi kedua akan sangat mematikan, mengingat semua kandungan yang berisiko tidak aman bisa dicampur dari produk gelap,” tutup Forbes yang juga kini menjadi politisi dari Partai Republik itu.

(Via Forbes)

Comments

Comments are closed.