FDA Ungkap Usulan Peringatan Grafis Kemasan Dan Iklan Rokok

By Bayu Nugroho | News | Rabu, 21 Agustus 2019

Peringatan label peringatan merokok sudah menjadi permasalahan serius di AS sejak lama. Bahkan FDA dinilai gagal, karena sudah terlalu lama menunda untuk memperbaharui larangan merokok pada tiap bungkus rokok sejak tahun 1984.

Pengadilan AS bahkan sudah memaksa perusahaan rokok Altria, pemilik dari Philip Morris USA, dan British American Tobacco PLC (BAT), untuk memperbaharui larangan merokok sejak tahun lalu. Lima bahasan topik yang diangkat dari pengadilan: efek kesehatan merokok, kecanduan merokok dan nikotin, kurangnya manfaat dari rokok berlabel “tar rendah” dan “ringan,” bagaimana pengiriman nikotin ditingkatkan oleh desain rokok dan efek kesehatan asap rokok.

Total ada 13 peringatan baru yang diusulkan, nantinya dalam peringatan tersebut akan menampilkan teks yang disertai dengan gambar grafis berwarna yang menggambarkan kondisi kesehatan yang disebabkan oleh merokok. Pesan yang ditampilkan seperti “Merokok mengurangi aliran darah ke anggota badan, yang bisa menyebabkan salah satu organ kalian diamputasi,” dan “Merokok menyebabkan kanker kandung kemih, yang dapat menyebabkan urin berdarah.”

FDA
Mengingat bahwa penggunaan tembakau masih menjadi penyebab utama penyakit dan kematian di AS, ada banyak risiko negatif yang harus masyarakat pahami. Label peringatan kesehatan merokok ini sangat lah penting untuk memberi informasi kepada perokok.

Bila nanti semua peringatan ini disetujui, peringatan tersebut akan menempati 50 persen area atas panel depan kemasan rokok dan belakang paket dan setidaknya 20 persen area di bagian atas iklan rokok. Bisa dikatakan perubahan label peringatan ini merupakan langkah baru AS dalam 35 tahun terakhir.

“Masyarakat perlu mengetahui apa yang bisa disebabkan dari merokok, ada sejumlah risiko yang belum diketahui baik perokok dewasa maupun perokok remaja seperti kanker kandung kemih, diabetes dan kondisi yang dapat menyebabkan kebutaan,” kata Dr. Ned Sharpless, Komisaris FDA.

(Via CNN)

Comments

Comments are closed.