Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (US Food and Drug Administration atau FDA) mempertimbangkan untuk melarang penjualan rokok elektrik di toko kelontong atau minimarket. Hal ini dianggap perlu untuk dilakukan lantaran minimnya pengawasan penjualan produk tersebut kepada anak-anak di bawah umur.
Pengguna rokok elektrik atau vape di kalangan pelajar SMA meningkat 77 persen dari tahun lalu, kata Komisioner FDA, Scott Gottlieb dalam interview di Squawk Box, mengacu pada penemuan awal dari Youth Tobacco Survey. Pengguna di kalangan pelajar SMP juga mengalami peningkatan hingga 50 persen dari tahun lalu. Gottlieb menyebut tingkat ini seperti epidemik.
Banyak remaja membeli rokok elektrik secara ilegal di toko-toko kelontong dan minimarket. Salah satu produk paling populer adalah Juul. Padahal, menurut hukum beberapa negara bagian, batas umum minimum untuk membeli produk tembakau adalah 18, bahkan beberapa negara bagian menerapkan batasan di usia 21 tahun.
“Kami mempertimbangkan apakah produk seperti ini layak dijual di toko-toko kelontong, apakah produk rokok elektrik beraroma bisa dijual di toko-toko reguler seperti minimarket, pom bensin dan sebagainya. Seharusnya produk ini terbatas dijual di toko-toko vape, yang mana diperlukan verifikasi KTP untuk mengecek usia,” ujar Gottlieb.
Agensi melakukan penyelidikan di toko-toko ritel selama musim panas lalu, dalam upaya penegakan terkoordinasi yang juga merupakan penyelidikan terbesar dalam sejarah FDA. Saat itu, FDA mengeluarkan lebih dari 1.300 surat peringatan dan denda kepada penjual yang secara ilegal menjual Juul dan rokok elektrik lainnya kepada anak di bawah umur.
Menurut database FDA, penjual yang tertangkap termasuk toko swalayan dan pom bensin nasional seperti 7-Eleven, Circle K dan Shell. FDA juga tengah mempertimbangkan larangan penjualan rokok elektrik secara online dan saat ini telah membuat regulasi panduan penjualan online.
Langkah-langkah ini merupakan bagian dari tindakan keras FDA terhadap penggunaan rokok elektrik di kalangan muda. Bulan lalu, agensi itu memperingatkan lima produsen yakni Juul, British American Tobacco’s Vuse, Altria’s MarkTen. Imperial Brands’ Blu E-cigs dan Japan Tobacco’s Logic lantaran maraknya penggunaan produk mereka di kalangan remaja.
Mereka diwajibkan untuk menyerahkan rencana strategi untuk mengatasi penggunaan di kalangan remaja dalam waktu 60 hari ke depan. FDA telah bertemu dengan Juul, Altria dan Reynolds, serta British American Tobacco untuk membahas hal tersebut.
(Via CNBC)
Comments