Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan AS (US Food and Drug Administration atau FDA) telah secara resmi menaikkan usia minimum untuk membeli produk tembakau seperti rokok, rokok elektronik, dan produk vaping yang mengandung nikotin dari usia 18 menjadi 21 tahun.
Keputusan ini dibuat setelah sebelumnya Presiden Donald Trump menandatangani batas usia yang baru menjadi undang-undang pada tanggal 20 Desember lalu, sebagai bagian dari RUU pendanaan pemerintah yang lebih besar. Di hari yang sama, FDA juga merilis peraturan yang diperbarui mengenai penjualan tembakau dan produk vaping, yang secara tegas melarang penjualan mereka kepada siapa pun di bawah usia 21.
“Pada 20 Desember 2019, Presiden menandatangani undang-undang untuk mengubah Undang-Undang Makanan, Obat-obatan, dan Kosmetik Federal, dan menaikkan usia minimum penjualan produk tembakau federal dari 18 menjadi 21 tahun,” kata pernyataan di situs web FDA.
“Sekarang ilegal bagi pengecer untuk menjual produk tembakau apa pun, termasuk rokok, cerutu, dan e-rokok kepada siapa pun di bawah 21 tahun,” tulis FDA.
Perubahan ini terjadi setelah proses bipartisan selama berbulan-bulan yang dipimpin oleh Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell (Republik dari Kentucky) dan Senator Tim Kaine (Demokrat dari Vancouver), yang bekerja sama untuk mengubah usia minimum tembakau.
McConnell menggunakan kekuatannya untuk memastikan undang-undang diperbarui dengan tambahan anggaran tahunan sebesar USD 1,4 triliun untuk mendanai pemerintah federal. McConnell, yang siap untuk dipilih kembali tahun depan, menjelaskan bahwa ia ingin mengesahkan undang-undang bipartisan untuk menghentikan kebiasaan merokok yang menjangkit kaum muda di negaranya.
“Kentucky terus menekan di atas bobotnya di Washington ketika saya menggunakan posisi saya sebagai Pemimpin Mayoritas untuk memajukan prioritas Kentucky, seperti RUU bipartisan saya dengan Senator Tim Kaine. Hal ini demi untuk membendung gelombang kecanduan nikotin awal di antara kaum muda di Kentucky dan di seluruh negara,” kata McConnell.
(Via Herald Planet)
Comments