FDA Lancarkan Kampanye Anti Vaping Melalui Social Media

By Vapemagz | News | Kamis, 20 September 2018

Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (US Food and Drug Administration atau FDA) akan mengadakan kampanye besar-besaran yang ditujukan kepada hampir 10,7 juta remaja di Amerika Serikat. Para remaja ini dinilai berisiko terhadap penggunaan rokok elektrik dan potensi kecanduannya. Untuk itu, FDA akan menggunakan iklan di sosial media dan memasang poster di toilet sekolah-sekolah sebagai alat kampanyenya.

Menurut FDA, saat ini rokok elektrik adalah produk tembakau yang paling banyak digunakan para remaja. Diperkirakan ada sekitar 2,1 juta remaja yang menggunakan rokok elektrik, lebih banyak dari jumlah remaja pengguna rokok (1,4 juta) dan cerutu (1,3 juta). Laporan dari US surgeon general pada tahun 2016 menyatakan adanya peningkatan sebesar 900 persen dalam penggunaan rokok elektrik oleh pelajar antara tahun 2011 hingga 2015.

“Kami memiliki data yang menunjukkan adanya peningkatan tajam jumlah remaja yang menggunakan rokok elektrik dalam setahun terakhir. Singkatnya, ini bukan berita baik,” kata Komisaris FDA Dr. Scott Gottlieb.

Kampanye yang diberi nama “The Real Cost” ini diperkirakan menelan biaya sebesar USD 60 juta, dimana sebagian besar dibiayai oleh pajak dari industri tembakau. Kampanye ini akan diluncurkan di situs digital dan platform media sosial yang populer bagi kaum muda, seperti YouTube, Facebook, dan Spotify, dengan video yang menunjukkan gambar-gambar menganggu seperti kerusakan paru-paru dan siswa yang seperti zombie dengan produk-produk vapor merekat di mulut mereka.

FDA
Salah satu poster kampanye anti vaping yang disiapkan FDA.

Selain itu, FDA juga akan menempatkan poster di kamar mandi pada sekitar 10.000 sekolah menengah di seluruh negeri. Alasan FDA menempatkan poster di kamar mandi karena tempat tersebut kerap digunakan siswa untuk vaping secara sembunyi-sembunyi.

Iklan juga akan muncul di platform pendidikan sekolah seperti papan nilai pelajar dan papan skor olahraga. Salah satu video berbunyi, “Jus vape berperisa mungkin tidak semanis kedengarannya,” yang diikuti video stroberi membusuk menjadi jamur kering. Poster lain berkata “Anehnya, beberapa siswa bersedia memasukkan kotoran ke tubuh mereka.”

Poster-poster lainnya juga menginformasikan kandungan-kandungan berbahaya dari vapor. “Vaping dapat menempatkan bahan kimia berbahaya, seperti diacetyl ke paru-paru Anda,” atau “Vaping dapat mengantarkan nikotin ke otak anda, membuat anda untuk kecanduan lebih banyak lagi.” Bunyi lainnya seperti, “Vapers menghirup logam beracun ke paru-paru mereka – seperti unsur-unsur kimia dalam tabel periodik: kromium, nikel, dan timah.”

FDA
Jumlah pengguna rokok elektrik di Amerika Serikat mencapai 2,1 juta pengguna.

Terkait poster dan iklan yang terkesan agresif, Direktur dari Center for Tobacco Products, Mitch Zeller mengatakan hal ini disebabkan karena fakta banyak remaja yang tidak menyadari apa yang sebenarnya mereka lakukan. “Sekitar 80% remaja tidak melihat adanya masalah dalam penggunaan rokok elektronik,” ujarnya.

Kampanye ini ditujukan untuk memaksimalkan dampak dari iklan. Penelitian menemukan bahwa menyoroti pesan kesehatan tertentu seperti kandungan bahan kimia dalam rokok elektrik, lebih efektif daripada pesan umum seperti vaping itu buruk.

Sementara itu, meski memuji langkah FDA, Direktur Penelitian dan Analisis Kebijakan Center on Addiction, Linda Richter mengatakan langkah FDA ini terkesan terlambat. “Jika agensi mengambil tindakan ketika tren ini pertama kali muncul, kita mungkin bisa menghindari lonjakan tajam dalam hal jumlah penggunaan produk di kalangan remaja,” ujarnya.

Richter mengatakan kampanye ini akan lebih efektif jika target kampanye termasuk anak-anak yang lebih muda dari 12 tahun, lantaran banyak anak berusia 12 tahun yang sudah mulai vaping. “Pesan itu juga harus disajikan oleh guru tepercaya dan panutan panutan orang dewasa lainnya,” tambahnya.

(Via CNN US)

Comments

Comments are closed.