Kandungan dalam likuid vaping memang tak sepenuhnya aman, beberapa komposisi didalam likuid bisa saja membuat pengguna mengalami iritasi pada sistem pernafasan. Beberapa peneliti juga menemukan bahwa analisis likuid sepenuhnya tidak sesuai dengan regulasi Uni Eropa tentang rokok elektrik (Tobacco Products Directive).
Peneliti tembakau terkenal Dr. Konstantinos Farsalinos mencatat bahwa perasa kimia yang sudah diidentifikasi dan kuantifikasi, tidak menghitung jumlah racun dalam tingkat konsentrasinya.
Untuk membuktikannya, Farsalinos mencoba mereplikasi penelitian sebelumnya tentang klasifikasi tingkat racun untuk beberapa bahan kimia pada konsentrasi tertinggi. Lalu Farsalinos mencoba membandingkan tiap perasa likuid dengan konsentrasi minimal untuk mendapatkan klasifikasi racun yang tepat.
Setidaknya ada satu klasifikasi racun untuk semua bahan kimia, klasifikasi paling umum terkait dengan racun yang menyerang kulit, mulut, mata dan pernapasan. Satu bahan kimia (methyl cyclopentenolone) muncul ketika dinaikkan pada konsentrasi maksimum 150,7 persen, lebih tinggi daripada yang perlu diklasifikasikan sebagai racun,” laporan para peneliti.

Abigail Dougherty / Stuff
Likuid tanpa methyl cyclopentenolone akan memiliki konsentrasi perasa 66,7 hingga 99,9 persen lebih rendah tidak diklasifikasikan sebagai racun.
Untuk sisanya, konsentrasi maksimum yang dilaporkan adalah 71,6 hingga 99,9 persen lebih rendah dari konsentrasi racun. Tiap cairan likuid yang mengandung senyawa perasa pada konsentrasi maksimum akan diklasifikasikan sebagai racun, karena mengandung methyl cyclopentenolone.
Comments