Empat Produsen Baterai Dituntut USD 1 Juta oleh Para Korban Ledakan Vape

By Vapemagz | News | Senin, 11 Februari 2019

Apa yang oleh sejatinya menjadi produk yang lebih aman ketimbang rokok, telah membuat setidaknya empat warga Texas dan beberapa orang lainnya di Amerika Serikat menjadi korban luka bakar akibat vape yang meledak. Para korban kini menuntut produsen baterai rokok elektronik dan toko vape yang menjualnya ganti rugi sebesar USD 1 juta.

Masalah keamanan rokok elektrik muncul kembali setelah pemuda berusia 24 tahun, William Brown dari Fort Worth terbunuh akhir bulan lalu setelah vapenya meledak di wajahnya, menyebabkan arteri di lehernya terputus. Pengacara yang berbasis di Austin, A. Craig Eiland memiliki empat tuntutan hukum terbuka yang diajukan para vapers yang terluka.

Eiland mengatakan keempat kliennya perlu menjalani proses pemulihan yang panjang dan sulit. Dalam kasus tuntutan ini, Eiland bekerja bersama rekan penasihatnya, Angela Nehmens dari Levin Simes Abrams LLP di California.

“Kami telah menyimpan 50 kasus dan telah mengajukan 20 kasus sejauh ini,” kata Nehmens. Lima di antaranya, termasuk kasus Eiland, ada di Texas. Kasus lain diharapkan akan diajukan dalam waktu seminggu.

“Kami memiliki klien yang kehilangan gigi atau mereka yang menyimpan sisa potongan proyektil (perangkat) yang masuk ke leher dan kulit mereka. Kami memiliki satu pria yang lumpuh di sebagian tubuhnya karena kerusakan saraf,” ujar Nehmens.

Empat kasus ledakan yang saat ini sedang diproses di meja hijau yang pertama adalah kasus yang melibatkan kejadian pada 7 Juli 2016. Perangkat rokok elektrik milik Michael Turner dari Houston (25 tahun) meledak saat disimpan dalam saku kirinya. Michael dirawat di unit luka bakar dengan luka bakar tingkat dua dan tiga yang membentang dari paha kirinya hingga betisnya. Baterai yang digunakan adalah Efest IMR 18650.

KTVT/FamilyPhoto/CNN.com
William Brown menjadi korban teranyar dari meledaknya baterai dari vape yang digunakan. Brown, 24 tahun tewas setelah vapenya meledak di wajahnya, menyebabkan arteri di lehernya terputus.

Berikutnya, kejadian pada 19 Maret 2017, dimana seorang pria di Pearland terluka ketika perangkatnya meledak di sakunya. Baterai merupakan keluaran WISMEC USA. Selanjutnya seorang wanita dari Brownsville terluka pada 24 Mei 2017, ketika perangkatnya meledak di tas dompetnya. Ini menyebabkan dompet, celana, pakaian dalam, dan bajunya terbakar. Dia menderita luka bakar tingkat dua dan tiga. Baterai adalah produksi Samsung SDI, Co..

Terakhir pada bulan Mei 2017, sebuah rokok elektrik yang disimpan di saku celana Jeff Hause (31 tahun) meledak, menyebabkan luka bakar parah pada alat kelaminnya dan kaki kirinya. Dia dirawat di rumah sakit selama 11 hari. Baterai merupakan keluaran LG Chem yang dimasukkan ke dalam modifikasi SMOK GX350.

“Samsung dan LG adalah dua produsen besar. Baterai tidak dimaksudkan untuk digunakan dengan rokok elektronik. Mereka adalah baterai yang sangat berdaya tinggi yang digunakan dalam peralatan listrik dan hal-hal seperti itu. Kami memiliki ahli yang menganalogikan kasus ini dengan peluru. Anda memiliki peluru di saku anda yang dapat meledak kapan saja,” ujar Nehmens.

Gregory Conley dari American Vaping Association (AVA) mengatakan kasus meledaknya vape disebabkan oleh baterai yang kepanasan. “Mereka yang meledak umumnya terkait dengan mod mekanik. Perangkat ini tidak mengandung sirkuit internal untuk menghentikan insiden kebakaran, dan karenanya dapat berbahaya jika digunakan secara tidak benar,” kata Conley.

Dirinya menjelaskan, ketika perangkat yang dioperasikan dengan baterai lithium-ion mengalami kondisi ekstrim atau digunakan dengan baterai yang tidak terbuka atau rusak, dapat terjadi korsleting. Conley mengatakan AVA telah mengajukan amandemen yang mengharuskan Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan AS (US Food and Drug Administration atau FDA) untuk menetapkan standar baterai yang digunakan dalam produk vaping. Sayangnya, amandemen itu tidak diluluskan.

Saat ini, keempat klien Eiland mencari ganti rugi masing-masing sebesar USD 1 juta untuk perawatan medis, perawatan di masa depan, penderitaan mental, gangguan fisik, cacat dan kehilangan upah.

Sebuah studi yang dilakukan Public Health at UNT Health Science Center menunjukkan bahwa kasus ledakan rokok elektrik dilaporkan terjadi hampir di seluruh Amerika Serikat. Para peneliti menemukan ada 2.035 kasus ledakan yang mengakibatkan luka bakar dan perawatan di ruang gawat darurat rumah sakit dari 2015 hingga 2017.

Angka itu lebih banyak dari jumlah cedera yang dilaporkan oleh FDA dari 2009 hingga 2015. Sementara itu, menurut laporan US Fire Administration, ada 195 insiden kebakaran terpisah akibat ledakan vape di Amerika Serikat sepanjang 2009 hingga 2016.

(Via Star Telegram)

Comments

Comments are closed.