Eksekutif Grup Altria telah menjelaskan secara rinci kegagalan mereka dalam memproduksi perangkat vape selama uji coba antimonopoli. Altria mengakui produk miliknya sering mengalami kebocoran, menghasilkan tingkat formaldehida yang tinggi, dan kekurangan nikotin yang dicari perokok.
Pada April 2020, Federal Trade Commission (FTC) menggugat Altria untuk melepas 35 persen sahamnya di Juul Labs. Altria mengakuisisi saham Juul Labs senilai USD 12,8 miliar (Rp 185 triliun) pada Desember 2018.
Dalam sesi persidangan muncul pertanyaan, mengapa Altria mengakhiri produksi perangkat vape miliknya sendiri pada akhir 2018, tak lama sebelum mengumumkan investasinya di Juul.
Pada Oktober 2018, Altria mengumumkan akan menghentikan penjualan perangkat vape sebagai tanggapan atas peringatan dari Food and Drug Administration (FDA) AS. Saat itu semua perusahaan vape diminta untuk menekan lonjakan vaping di kalangan anak-anak dan remaja. Kemudian pada bulan Desember tahun itu, dua minggu sebelum perjanjian Juul ditandatangani, Altria menarik sisa produknya dari pasar.

Daniel Acker / Bloomberg
Altria menarik semua produk vape dari pasaran termasuk MarkTen.
FTC menuduh Altria melakukannya karena kesepakatan ilegal, dimana ia setuju untuk menutup perangkat vape miliknya sehingga dapat mengambil saham di Juul. Altria dan Juul sama-sama menyangkal bahwa mereka memiliki kesepakatan seperti itu.
Altria mengatakan pihaknya menghentikan penjualan perangkat pod ditengah tekanan dari regulator untuk mengekang penggunaan kaum muda dan kegagalan dalam perhitungan internal untuk mengembangkan produk vape yang sukses. Juul mengatakan tidak melihat perangkat pod Altria sebagai ancaman, tidak meminta Altria untuk menyingkirkannya dari pasar dan terkejut ketika Altria melakukannya.
(Via The Wall Street Journal)
Comments