Perang terhadap rokok telah lama dilakukan hampir di semua negara. Salah satu yang sukses menekan jumlah perokok aktif adalah Inggris. Sekitar 50.000 hingga 70.000 perokok Inggris berhenti merokok setiap tahun karena beralih ke rokok elektrik atau vape. Menurut studi pada 2019 yang dilakukan para peneliti di University College London, mereka menganalisis kenaikan pengguna vape sejak 2011 dan mengaitkannya dengan pola penurunan perokok.
Bukti-bukti ilmiah terkait dampak vaping dipaparkan sejumlah peneliti dan ahli kesehatan yang berkumpul di London, Inggris dalam e-Cigarette Summit 2019. VapeMagz Indonesia menghadiri langsung kegiatan yang dilaksanakan di Royal Society, London itu. Dalam forum yang digelar pada Kamis (14/11/2019) tersebut, tercatat ada 22 peneliti dan ahli kesehatan yang menjadi pembicara dan memaparkan berbagai bukti ilmiah terkait lebih amannya vape dibanding rokok.

VapeMagz Indonesia
VapeMagz Indonesia menghadiri langsung kegiatan yang dilaksanakan di Royal Society, London.
Salah satunya adalah John Britton, profesor epidemiologi di Universitas Nottingham dan konsultan kedokteran pernapasan di Rumah Sakit Kota Nottingham. Dalam paparannya, ia mengungkapkan keberhasilan vaping sebagai terapi berhenti merokok di Inggris.
“Jika semua perokok di Inggris berhenti merokok dan mulai menggunakan rokok elektrik, kami akan menyelamatkan lima juta kematian pada orang yang hidup hari ini. Ini adalah hadiah kesehatan masyarakat potensial yang sangat besar,” kata Britton di Royal College, London.
Kepala Action on Smoking and Health (ASH) Inggris Deborah Arnott menambahkan, berdasarkan hasil riset panjang, ASH menemukan fakta vape mampu mengurangi jumlah perokok di Inggris. Data ASH mengungkap, jumlah pengguna vape di Inggris pada 2019 telah mencapai 3,6 juta atau sekitar setengah dari jumlah perokok.

ASH/Liputan6
Hasil riset pengguna vape oleh Action on Smoking and Health (ASH) Inggris.
“Data juga menunjukkan sebagian besar pengguna vape adalah mantan perokok, dengan alasan utama untuk menggunakan rokok elektrik adalah untuk berhenti merokok. ASH telah memantau tren penggunaan vape di Inggris sejak 2012,” ujar Arnott.
Jumlah pengguna vape di Inggris telah meningkat drastis dari 700 ribu orang pada 2012 menjadi 3,6 juta pada 2019. Dari jumlah itu, 54 persen pengguna vape telah berhenti merokok, 40 persen menjadi pengguna ganda rokok dan vape, serta hanya 6 persen saja yang vaping tapi tidak pernah merokok sebelumnya.
“Meskipun rokok elektrik sekarang merupakan bantuan berhenti merokok yang paling populer, survei kami menemukan bahwa pada 2019 lebih dari sepertiga perokok masih belum pernah coba vaping. Rokok elektrik telah terbukti menjadi bantuan yang sangat efektif bagi perokok yang mencoba berhenti,” kata Arnott.
Comments