Pasar rokok elektrik (vape) di tanah air terus menghadirkan tantangan bagi pelaku industrinya. Mulai dari anggapan bahwa vape tidak aman, hingga upaya berbagai aturan yang menghambat perkembangan industri yang baru seumur jagung di Indonesia itu.

Di balik tantangan tentu tersimpan peluang bagi mereka yang bisa bertahan. Optimisme para pelaku industri rokok elektrik di dalam negeri terus menguat, mengingat potensi yang terlihat dari tren peralihan para perokok ke produk tembakau alternatif itu.

President Director PT NCIG Indonesia Mandiri Roy Lefrans mengaku optimis pihaknya mampu mencatatkan penjualan rokok elektrik lebih baik dibanding tahun lalu pada tahun ini. Mengutip data World Health Organization (WHO) 2018, Roy mengatakan bahwa dari sebanyak 30 persen perokok Indonesia yang ingin berhenti merokok hanya sekitar 9,5 persen yang berhasil berhenti.

RADAR KEDIRI
Masih tersimpan banyak potensi di industri rokok elektrik tanah air.

“Artinya rokok elektrik bisa jadi harapan baru bagi mereka untuk berhenti dari rokok konvensional,” ujar Roy. Namun demikian, Roy tidak memungkiri bahwa persoalan-persoalan seperti kampanye hitam terhadap penggunaan rokok elektrik serta penerapan cukai yang tinggi masih menjadi tantangan bagi pelaku industri rokok elektrik.

Kondisi pasar yang cukup menantang juga rupanya tidak lantas menghentikan laju pelaku industri rokok elektrik untuk terus melancarkan agenda ekspansinya. Head of Communications JUUL Labs Indonesia, Reza Amirul Juniarsah mengatakan JUUL Labs berencana menambah jaringan gerai pada tahun ini.

Reza tidak merinci jumlah penambahan gerai yang ingin dikejar. Yang jelas, Ia menyebutkan bahwa penambahan gerai-gerai baru akan menyasar wilayah di luar Jakarta.

“Saat ini produk-produk JUUL tersedia di sebanyak 2.000 gerai ritel yang tersebar di wilayah Indonesia. Jumlah ini sudah termasuk gerai resmi JUUL yang berlokasi di Cilandak Town Square, Pacific Place Mall, dan Beachwalk Bali,” kata Reza.

(Via Kontan)