Diprotes Ratusan Anggota Komunitas, Larangan Vape di India Tetap Lanjut

By Vapemagz | News | Senin, 30 September 2019

Ratusan orang yang tergabung dalam komunitas pengguna personal vaporizer atau vape (vapers) di India melakukan aksi demonstrasi guna memprotes kebijakan pelarangan peredaran rokok elektrik di India. Meski demikian, pemerintah India tidak berencana menghentikan kebijakan larangan rokok elektrik tersebut.

Pemerintah India memutuskan untuk melarang segala hal yang berkaitan dengan produksi, manufaktur, impor dan ekspor, penjualan, distribusi, dan iklan produk rokok elektrik. Epidemik penggunaan vape di kalangan remaja dan kaum muda menjadi alasan otoritas setempat memberlakukan aturan tersebut. Belum lagi serangkaian kasus penyakit dan kematian yang terjadi di Amerika Serikat yang terkait dengan penggunaan produk.

Hal ini tentu mendapat penolakan dari anggota komunitas vapers yang terorganisasi dalam Association of Vapers India (AVI). Para pengunjuk rasa meminta adanya pengaturan perangkat vaping, namun bukan pelarangan. Unjuk rasa dilakukan di enam kota dan diikuti sekitar 400 orang. AVI mengatakan jumlah ini terbilang sedikit lantaran sejumlah pihak takut menjadi sasaran oleh polisi.

REUTERS/Adnan Abidi
Salah satu aksi protes terkait larangan vape di New Delhi.

Pada satu area protes di ibu kota New Delhi, beberapa orang menggunakan vaping di area tersebut. Di antara mereka duduk seorang anak dengan poster bertuliskan: “Saya tidak ingin ayah saya kembali menjadi perokok”.

“Pernahkah Anda melihat perokok bergandengan tangan yang kuat seperti kami? Saya berhenti merokok melalui vaping. Jangan buat saya merokok lagi.” kata salah satu demonstran di Taman Kemerdekaan Bengaluru.

Seorang pejabat Kementerian Kesehatan India mengatakan, pemerintah akan tetap melanjutkan larangan meski ada protes dan gugatan di pengadilan. Pemerintah India berpendapat, larangan ini penting untuk melindungi orang-orang karena vaping dapat menyebabkan kecanduan dan mendorong pengguna untuk mengonsumsi tembakau.

thenewsminute.com
Aksi protes menolak kebijakan pelarangan rokok elektrik di Taman Kemerdekaan Bengaluru, India.

Menurut data, perkiraan lebih dari 900.000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit terkait tembakau di India. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) memasukkan India sebagai negara dengan jumlah perokok terbesar kedua setelah China, dengan estimasi jumlah 106 juta perokok dewasa.

Angka perokok yang tinggi ini sejatinya menjadikan India sebagai pasar potensial yang menguntungkan bagi perusahaan yang menjual produk tembakau dan vaping. Salah satu importir rokok elektrik Plume Vapor telah mengajukan gugatan ke pengadilan kota Kolkata.

Dalam gugatannya, perusahaan mengungkapkan bahwa larangan rokok elektrik akan memungkinkan perusahaan rokok berkembang sementara rokok elektrik gulung tikar.

(Via Reuters)

Comments

Comments are closed.