Dengan desainnya yang ramping dan pemasaran yang cerdas, JUUL kerap digambarkan sebagai iPhone dari rokok elektrik. Sayangnya, JUUL turut disalahkan karena epidemi kecanduan tembakau remaja di Amerika Serikat. Hal ini membuat berang Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (US Food and Drug Administration atau FDA).
FDA pun melarang peredaran rokok beraroma di Amerika Serikat, yang turut memukul bisnis JUUL yang mengandalkan produk beraromanya tersebut. Mereka pun mencari jalan keluar dengan melakukan penetrasi pasar ke belahan dunia lainnya, seperti Eropa dan Asia.
Salah satu pasar yang ditujunya adalah Inggris. Negeri Ratu Elizabeth ini juga dianggap negara yang cukup terbuka dengan keberadaan rokok elektrik sebagai produk tembakau alternatif yang lebih aman. Kini, perangkat Vaping JUUL telah dipromosikan secara terbuka kepada keluarga di jejaring supermarket Inggris, Sainsbury.
Produk vaping dengan rasa yang memikat seperti Mango Nectar dan Royal Creme, sedang digulirkan di toko Sainsbury di cabang-cabang Warrington dan Worcester, dan Shirley di West Midlands serta Taunton dan Bridgwater di Somerset. Di cabang toko di Selhurst, London Selatan, produk itu bahkan berada di lorong yang sama dengan popok dan produk bayi.

Reuters via Daily Mail
Dengan desainnya yang ramping dan pemasaran yang cerdas, JUUL kerap digambarkan sebagai iPhone dari rokok elektrik.
Hal ini turut mengundang kritik, yang menghawatirkan JUUL akan menggoda anak-anak sekolah Inggris untuk mencoba produk tersebut. Meskipun para ahli percaya vaping dapat membantu perokok dewasa untuk berhenti merokok, banyak penelitian telah menemukan vaping juga menjadi gerbang masuk perokok di bawah umur dan menjadi kecanduan nikotin.
Juru bicara Sainsbury mengatakan kerjasama dengan JUUL ini dirampungkan demi memperluas jangkauan vaping dan menyediakan alternatif produk tembakau yang lebih aman untuk para perokok di Inggris. “Kami memperluas jangkauan vaping kami untuk memastikan kami menawarkan pilihan, kualitas, dan nilai pelanggan,” kata juru bicara Sainsbury seperti dilansir Daily Mail.
Sementara itu, JUUL dalam rilisnya menyatakan komitmennya untuk mencegah penggunaan produknya untuk anak di bawah umur. “Kami bersikeras bahwa tidak ada orang muda atau pengguna non-nikotin yang pernah mencoba produk kami,” ujar JUUL.
Perusahaan asal California yang bernilai GBP 11 miliar ini sangat sukses sehingga memiliki pangsa 72 persen dari pasar rokok elektrik di AS, atau sekitar USD 1.8 miliar pada tahun 2016. Pasar diproyeksikan mencapai GBP 2,8 miliar tahun ini. Di Inggris, diperkirakan ada tiga juta vaper dalam industri senilai GBP 1 miliar.
(Via Daily Mail)
Comments