Di Depan Ibu Negara AS, Remaja Curhat Soal Vape

By Vapemagz | News | Senin, 14 Oktober 2019

Sekelompok remaja mendapat kehormatan untuk bertemu dengan Ibu Negara Amerika Serikat, Melania Trump, pada pertengahan pekan lalu. Mereka menceritakan keluh kesah mereka terhadap tren vaping di kalangan remaja. Salah satunya adalah Luke Kinard, pelajar usia 16 tahun dari High Point, North Carolina. Dirinya mengaku telah menjalani rehabilitasi hingga 39 hari di California pada demi bisa berhenti dari vaping.

Luke menggunakan rokok elektrik selama setahun, lalu mulai merasakan sakit di dada, sulit tidur dan keringat dingin. Dirinya menduga telah mendapat serangan jantung di usia 15 tahun. Orangtua Luke menduga anaknya itu menderita penyakit terkait vaping, lalu mengirimnya untuk menjalani terapi.

Wire Feed
Sekelompok remaja menceritakan keluh kesah mereka terkait maraknya vaping di kalangan remaja kepada Ibu Negara Trump.

Remaja berikutnya ialah Ally Harrison, 18 tahun yang mengatakan dirinya mengalami serangkaian penyakit usai menggunakan vape, termasuk jantung berdebar dan serangan panik. Teman-teman sebayanya di Baytown, Texas, mengajaknya untuk melakukan vape, dan mengatakan itu dapat menenangkan dirinya.

“Vape malah memberi efek sebaliknya. Aku mengalami serangan panik yang lebih buruk. Rasa takut itu selalu ada,” kata Ally. Ibu Negara Trump sendiri memiliki seorang putra berusia 13 tahun, Baron. First Lady dan Sang Presiden Trump selalu menekankan Baron untuk menjauhi vape.

“Kita harus lebih proaktif sebelum hal ini menjadi tak terkontrol. Saya bersyukur beberapa toko sudah menarik rokok elektrik dari penjualan karena ledakan vaping di kalangan remaja. Tindakan ini perlu dilakukan untuk melindungi generasi berikutnya,” kata Melania.

Reuters
Ibu Negara Trump mendengarkan keluhan anak-anak terkait vaping.

Tren vaping di kalangan remaja memang menjadi hal memprihatinkan di Amerika Serikat. Menurut Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan AS (Food and Drug Administration atau FDA) bahkan menyebut penggunaan vape di kalangan remaja sudah masuk taraf epidemi. Survei nasional terakhir pada akhir bulan lalu menyebut 1 dari 4 siswa di sekolah menengah telah menggunakan vape.

Kasus ini diperparah dengan maraknya penyakit paru-paru terkait vaping. Hal ini disebabkan banyaknya produk likuid yang dicampur dengan minjak ganja THC, dan dijual secara ilegal. Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC atau Centers for Disease Control and Prevention), per Kamis 10 Oktober 2019, menyebut jumlah kasus penyakit terkait vaping telah mencapai 1.299, dimana 29 orang telah meninggal dunia.

(Via Daily Mail)

Comments

Comments are closed.