Ciptakan Pestisida Alami Berbahan Puntung Rokok, Ini yang Dilakukan Pak Eko!

By Vape Magz | News | Selasa, 15 Februari 2022

Banyaknya sampah puntung rokok yang bertebaran, hingga membuat lingkungan tak sedap dipandang mata, tentu saja membuat banyak pihak prihatin. Kondisi ini menggugah salah seorang pemilik warung kopi di Kota Blora, untuk mendaur ulang limbah tersebut. Yakni menjadi sesuatu yang bermanfaat, menjadikan pestisida alami dari puntung rokok.

“Ide membuat pestisida alami ini karena keprihatinan banyaknya puntung rokok yang mengganggu pemandangan di tiap sudut warung kopi,” kata Eko Arifianto (45), pemilik warkop di Kelurahan Mlangsen, Kota Blora, ketika ditemui Times Indonesia, Selasa (15/2/2022).

Kesadaran membuang sampah khususnya punting rokok pada tempatnya, kata Eko, masih belum muncul di sebagian besar masyarakat Blora.

“Padahal sudah disiapkan asbak di tiap meja dan juga ditempelkan tulisan peringatan jagalah kebersihan,” ujar Eko yang juga aktifis Lembaga Konservasi Lingkungan Hijau Blora Indonesia ini.

Eko bersama istrinya mengaku sudah 3 bulan terakhir, mengambil sampah ribuan puntung rokok dilingkungan warkop miliknya. Kemudian mereka melakukan pemilahan antara gabus filter rokok dan tembakau.

“Dalam sebulan terhitung sejak Januari hingga Februari 2022 ini, terkumpul sebanyak 495 puntung rokok, dengan berat 300 gram. Setelah kami pisahkan dan kami timbang keduanya, filter gabusnya seberat 120 gram dan tembakaunya seberat 180 gram,” paparnya.

Bapak dua anak ini menjelaskan, dari daur ulang 300 gram puntung rokok yang dilakukannya, menghasilkan 3 liter pestisida alami. Pestisida ini untuk menanggulangi hama kutu yang ada di tanaman dan bunga.

“Setelah kami proses tembakau hasil dari daur ulang tersebut, menghasilkan pestisida alami. Kami gunakan untuk menyemprot tanaman serta bunga dari gangguan kutu kebul putih. Caranya sangat mudah, yaitu disemprotkan kepada tanaman yang terkena hama dengan dicampur air bersih dengan perbandingan 1 dibanding 10,” paparnya.

Eko menambahkan, ilmu daur ulang sampah rokok tersebut, didapatkan dari keikutsertaannya saat Safari Gotong Royong yang diadakan oleh Institut Pertanian Bogor tahun 2007 silam.

“Setelah saya cari dokumennya, akhirnya saya temukan resep pembuatan pestisida nabati tersebut berupa ramuan pengendali hama,” ungkapnya.

Eko memaparkan, dalam puntung rokok mengandung berbagai bahan kimia, yang merupakan kategori bahan beracun dan berbahaya (B3). Karena itu, membutuhkan kesadaran diri semua pihak, untuk melakukan tindakan pengelolaan segera.

“Sebetulnya seperti ini, pihak perusahaan penghasil rokok yang seharusnya menjadi pihak yang bertanggungjawab atas sampah yang dihasilkan. Tapi karena ini butuh aksi yang tidak hanya sekedar teori, agar tidak mencemari lingkungan kami segera melakukan pengelolaannya. Kandungan nikotinnya kita olah menjadi bahan baku pestisida alami, guna penanggulangan hama,” imbuhnya.

Eko menegaskan bahwa pengelolaan sampah, merupakan tanggung jawab bersama. “Sadar atau tidak kita sadari, kita semua adalah produsen sampah. Sehingga pengelolaannya tidak hanya tanggungjawab pemerintah saja. Butuh keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain, untuk melakukan pengelolaan sampah dari yang terdekat, misalnya rumah atau warung makan,” pungkasnya.

 

(timesindonesia.co.id)

Comments

Comments are closed.